Mohon tunggu...
Iwan Permadi
Iwan Permadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja kreatif televisi dan Guru Bahasa Inggris

a freelance tv creative

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

And The Winner Goes to Jokowi or Prabowo?

7 Juli 2014   22:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:07 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14047218421377058663

Pada segmen ini Prabowo rupanya "gatal" untuk tidak menanyakan kembali kenapa ide perluasan tanah pertanian tidak dijawab? Prabowo rupanya "sebel" diajari "Jokowi" kalau buat sawah itu lihat airnya dulu, bangun irigasi baru buka pertanian baru. Jokowi mendengar pertanyaan itu, dari mimik dan gaya menjawabnya seperti "balik sebel" , mungkin dalam pikirannya "nih orang maksa banget ya? Jokowi mengingatkan dia akan membuat sejuta hektar tanah pertanian baru dan itu sudah diwacanakan pada kebijakan kedaulatan pangannya.  (Disini mungkin Prabowo sewot, karena ide Prabowo tidak pernah secara "tulus" diiyakan/dibenarkan oleh Jokowi-sesuatu dalam persepsi politik yang membuat Jokowi terlihat "lebih pintar" dari Prabowo..he he he).

Pada segmen 5 selanjutnya Jusuf Kalla rupanya "tidak nyaman" dianggap pihak yang tempat pelaku kleptorasi (pencuri hak kekayaan milik rakyat). Prabowo rupanya kurang "tegas" menyebutkan siapa yang diarah dengan pernyataannya di kampanyenya  itu, padahal cuma ada dua pihak-pihak Prabowo dan pihak Jokowi? Dan rupanya JK yang "marah" akhirnya mengatakan mafia minyak, sapi dan Al Qur'an justru ada di pendukung Prabowo...ha ha ha...skak mat!

Pada akhir segmen 5 dengan "bersemangat" Hatta mengatakan bahwa pemerintahan SBY berhasil menaikkan harga gas Tangguh ke 12 dollar dari  3.3 US Dollar (namun saat ini baru 8 US Dollar, kalau perhitungan tahun 2016 baru benar),namun pada segmen 6  pernyataan ini dibantah oleh JK yang mengatakan kenaikan itu memang "wajib" adanya karena setiap 4 tahun ada evaluasi dan bukan renegoisasi-karena jelas ada di kontrak, sebagaimana JK pernah bicara langsung dengan Presiden Tiongkok saat itu Hu Jintao

Pada segmen 6 pertanyaan tentang penggundulan hutan, Prabowo bicara kebijakan secara global sedangkan Jokowi lebih tehnis menyangkut hutan ini peruntukannya untuk apa lahan dilindungi, lahan pertanian atau apa aja? Dan ini mestidiatasi dari mulai perijinan yang tumpang tindih.

Istilah “kelompok kepentingan” yang membuat Indonesia tidak menjadi berdaulat dalam energy dikemukakan oleh Jokowi . Kelompok yang “selalu diuntungkan” oleh kebijakan energy Indonesia saat ini dan harus diinvestigasi

Pada closing statement seperti biasa Prabowo mengajak untuk seluruh masyarakat untuk menghargai hasil pipres 09 July sementara kejutan Jokowi mengakhirinya dengan membaca doa yang diambil dari surat Al Baqarah ayat 201:

"Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar"
("Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".)

Sayang Jokowitidak mengajak pendukungnya “menengadahkan tangan”….jadi kurang klimaks.

Hal lain yang tidak pernah diambil adalah lengan panjang Jokowi yang selalu digulung tidak pernah di close up" . Hal lain yang "masih kurang digarap" reaksi shot lawan debat saat sang lawan bicara. Mimik, gesture, dan gerak tubuh tanpa berkata itu justru merupakan “kejujuran” , bukankah tersirat itu lebih tajam daripada tersurat?……less (talk) is more (meaningful)!

http://www.tempo.co/read/news/2014/07/06/092590860/Debat-Hatta-Keliru-Sebut-Harga-Baru-Gas-Tangguh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun