Mohon tunggu...
ipartea
ipartea Mohon Tunggu... -

Seorang penulis yang suka memperhatikan kehidupan lalu dengan inspirasi yang ada, dia berusaha menuliskannya untuk sekedar menjadi pengingat bagi dirinya ataupun informasi bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Potensi Bahaya Anime dan Manga yang Didukung Pesatnya Teknologi Informasi

23 Maret 2016   01:32 Diperbarui: 23 Maret 2016   12:46 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu pas di Cianjur kan cuma bisa nonton Hikaru aja di TV. Nah pas di kampus, ada tuh komiknya di salah satu kamar di asrama. Dan ntah berapa kali khatam baca ceritanya, sampe apal di luar kepala. Kalo Naruto, ga nyimak banget apalagi yang Shippuden. Si saya cuma nonton yang session 1 full sampe Team 7 tanding ma Orochimaru. Udah gitu ga pernah nonton dan nyimak kelanjutannya, sampai belakangan (pas d US, karena kayanya Naruto ini booming banget di sini) saya akhirnya tahu kalo yayang saya jadi villain heu. Dan katanya bulan depan udah mau tamat.

Dibandingkan dengan Sailormoon, atau CCS, manga dan anime HNG ga ada tentang romantis-romantisnya. Amaaan.. dan muatan moralnya kentara banget. Tentang semangat seorang anak bernama Shindo Hikaru yang belajar catur Jepang bernama Igo. Tapi ternyata oh ternyata, katanya buat yang jeli dan sensitif, ada muatan Shounen ai nya.. ceunah.. dan tadaa.. Kalo didukung dengan teknologi Google, dan masukin keyword yang menyandingkan 2 tokoh utama cerita Shounen, maka jangan heran kalo kemudian Mas Google mengarahkan pencarian anda pada website-website yang berisi tentang cerita romantis antara dua orang cowok (alias boys love/Shounen ai/ atau parahnya y**i).Ngurut dada deh kalo ga hati-hati ngeklik. 

Sebenarnya ga penting banget sih browsing tentang anime, tapi bagi yang udah suka banget dan malah ketagihan mah bisa jadi potensi bahaya emang. Makanya syukuran banget sama Kemenkominfo kita yang mem-ban situs-situs manga di Indonesia. Bukan apa-apa, zaman sekarang mah ngeri ah. Kalo Naruto sih, yang harus diawasi sebenarnya konten violence yang menjadi porsi yang besar dalam ceritanya. Kalo dari pesan moralnya sih, sejauh yang si saya tangkap, tentang bagaimana kita menjaga arti friendship. Meski ternyata arti friendship antara Naruto ma Sasuke buat segolongan orang bisa diartikan lain heu.

Pada intinya, sebenarnya memang yang namanya warning ini bisa berlaku buat siapa aja. Tapi buat yang berpikir membiarkan anaknya nonton anime atau baca manga tanpa ada bimbingan penjelasan dari orang tua atau yang lebih dewasa, dengan kondisi sekarang yang lebih mengawatirkan dibanding era 90-an zaman saya hip hip hura, kadarnya kok agak-agak ngenes gimana gitu, mending mencegah daripada mengobati.

Mungkin ini mah otaknya kita aja yang udah terkena polusi atau gmana sampe bisa berpikir ke arah sana, tapi dengan arus informasi yang sedemikian pesat di zaman sekarang mending bertindak dan antisipasi bukan? Da emang dulu mah internet ga terlalu booming kayak sekarang yang memungkinkan setiap orang bisa akses dengan mudah. Kalo banding-banding, ini si saya sama ponakan iin yang kelas 1 SD aja, dia udah megang komputer dari sejak kelas TK. Saya baru SMU. Ponakan si saya yang lainnya punya HP pas kelas 1 SMP, si saya nyentuh HP pas mau masuk kuliah. Zaman teknologi yang pesat ini kalo dioptimalkan memang kan jadi potensi yang luar biasa, tapi kita juga mesti awas dengan potensi bahayanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun