Mohon tunggu...
Ipar Sang Fajar
Ipar Sang Fajar Mohon Tunggu... Buruh - pekicau

pekicau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadan: Siapkan Diri Biar Gak Rugi

23 Mei 2017   17:38 Diperbarui: 25 Mei 2017   20:49 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

“Gak kerasa ya, udah mau puasa lagi aja”. pernyataan spontan yang sering saya dengar beberapa hari ini karena memang kurang dari sepekan lagi kita memasuki bulan Ramadhan. Bulan spesial bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Bulan yang di dalamnya orang-orang berlomba berbuat kebaikan, karena dijanjikan dengan dahsyatnya ganjaran. Bulan yang menuntun kita pada keta’atan. Bulan yang memberikan omset berlipat bagi abang-abang es buah yang ulet saat berjualan. Alhamdulillah.

Bulan Ramadhan menjadikan yang jauh menjadi dekat, yang renggang menjadi rapat. Ramadhan itu menyatukan, Ramadhan itu menyadarkan. Bukankah di saat Ramadhan masjid-masjid ramai? Bukankah di saat Ramadhan yayasan yatim piatu banjir dermawan? Bukankah di saat Ramadhan pula aktris-aktris di tv latah berjilbab? Itulah Ramadhan, kedatangannya mendatangkan begitu banyak keberkahan. Untuk yang latah berjilbab semoga latahnya dibarengi hidayah.

Lebih dari itu saya berharap Ramadhan tahun ini mampu menyembuhkan. Mampu menyelesaikan segala konflik yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia akhir-akhir ini. Kurang elok rasanya jika di saat bulan Ramadhan masih saja beradu celaan yang gak ada manfaatnya. Justru hal tersebut dapat mengurangi pahala. Kita semua tahu bulan Ramadhan bulannya obral pahala, melebihi sale di Matahari dan Ramayana. Untuk itu kita seharusnya menjadikan bulan ini sebagai ajang peningkatan ibadah, baik disisi kualitas maupun kuantitas. Yang kemarin shalat lima waktu nya masih sendiri-sendiri, yuk kita makmurkan mesjid, kita rapatkan shaf, tunjukan bahwa masjid-masjid ramai gak hanya di hari Jum’at. Yang kemarin puasanya masih bolong-bolong (padahal di KTP laki-laki, dan gak mungkin menstruasi), mari kita sempurnakan puasanya sebulan penuh. Gak berat, cuma perlu niat yang kuat. Jangan hiraukan komentar sohib-sohib gaulmu yang menghujat. Abaikan saja jika mereka mengajakmu untuk sesuatu yang gak bermanfaat.

Menyikapi itu semua, lalu apa yang harus kita lakukan? biasa-biasa saja atau dengan serius mempersiapkan diri? Pastinya jika ingin meraih keberkahan Ramadhan dengan segala keutamaannya, kita harus merpersiapkan perangkat-perangkatnya. Bulatkan tekad, ikhlaskan niat, susun jadwal harian, dan berkomitmen.

Sebenarnya kita pernah diajarkan melakukan hal tersebut sewaktu di bangku SD/SMP. Ada yang ingat? Bukankah dahulu kita pernah mendapatkan “Buku Ramadhan” dari sekolah yang harus diisi dengan kegiatan-kegiatan Ramadhan? Di dalamnya terdapat kolom-kolom isian mulai dari shalat lima waktu, shalat tarawih, sampai ceramah shalat jum’at (bagi laki-laki). Biasanya dilengkapi kolom tanda tangan imam shalat atau khatib yang bertugas. Ya, selama sebulan penuh para ustadz bagaikan selebritis, banyak yang minta tanda tangan. Mungkin kalau sekarang (zamannya ponsel berkamera) sekalian sama fotonya. Gak tahu juga sih.

Jika dibandingkan dengan masa-masa itu, saya pribadi menilai saya yang sekarang tidak lebih baik dari saya waktu SD/SMP. Indikatornya sederhana, apakah Ramadhan sekarang saya punya perangkat serupa? Jawabannya tidak. Ok, mungkin karena saya semakin dewasa jadi gak perlu “Buku Ramadhan” seperti itu. Itu hanya untuk anak-anak. Lalu, apakah saya yang sekarang sudah membiasakan diri dengan amalan-amalan Ramadhan walau tanpa buku catatan? Saya gak bisa bilang iya, karena masih banyak yang kurang dari diri saya. Oleh karena itu mari kita tingkatkan kualitas serta kuantitas amalan kita di bulan Ramadhan yang sebentar lagi datang. Ingat, Ramadhan tahun ini bisa jadi Ramadhan terakhir kita. Tulisan ini pun bisa jadi tulisan terakhir saya.

Sungguh rugi rasanya jika kita melewati bulan Ramadhan tanpa menghiasinya dengan ibadah, baik yang wajib maupun sunnah. Mari sambut Ramadhan kali ini dengan suka cita. Siapkan target yang ingin dicapai, semoga terlaksana. Aamiin

Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun