Mohon tunggu...
Ipan Hidayat
Ipan Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa STIBA Arraayah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mendayuhkan Sampan Hidup

30 Maret 2021   21:44 Diperbarui: 30 Maret 2021   22:11 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

1400 tahun lebih umat terbaik yang pernah diciptakan Sang Khaliq masih bisa menikmati rasa manis dalam aktivitas sehari-hari yang dimana rasa itu seringkali dicari oleh orang banyak. Ramuan rasa hidup, yang tentunya bukan hanya berkomposisikan indahnya tampilan luar,lebih jauh dan banyak dari itu. Yang manis itu adalah ketika muslim menuturkan rasa syukur kepada-Nya atas segala kenikmatan yang diberikan.

       Semua muslim pasti setuju bahwa ia telah mendapatkan kunci kebahagian. Maka perlukah dia bercemas akan lika-liku kehidupan. Bukan sepenuhnya menepis rasa manusiawi. Hanya saja, muslim sejati selalu saja mendapatkan jalan pulang dan jalan keluar dari segala yang pernah ia hadapi. Karna ia kembali pada pemberi ujian, lalu mengeluhkan menadakan permohonan bantuan.

       Iman, yang mengatur mulusnya alur kehidupan. Seringkali ia menjadi faktor terbesar dalam memalingkan pemiliknya untuk kembali ke dalam ketaatan. Yang kalua bukan karnanya, sesungguhnya setiap detik raga manusia selalu saja condong pada perbuatan tanpa ilmu dan kerusakan.

       Lihatlah mereka yang menipiskan imannya! Mereka menyangka telah menembus batas kebahagiaan. Namun sesungguhnya mereka hanya berlari dari kepatuhan Rabbul'alamin dan mereka tertipu oleh manisnya rayuan musuh abadi, syaithan. Kalaulah mereka benar-benar menyayangi diri mereka sendiri. Ingin menempatkan dan mengistirahatkan dirinya dalam destinasi terbaik nan abadi. Seharunya ia berkaca dari kehidupan orang-orang yang telah dijaminkan untuk mereka tiket masuk bertempat tinggal di syurga-Nya.

       Nabi Muhammad -shallallahu alaihi wasallam- beserta sahabat-sahabatnya yang telah mendapatkan predikat masa terbaik yang pernah ada, sudah pasti dalam setiap sudut hidupnya, ada yang bisa kita teladani. Tidak mengecilkan diri kita, namun nampaknya memang begitu terjalnya jalan yang pernah mereka lalui. Tapi kita coba ikuti jejaknya. Tak mengapa bila tak sama. Karna meneladani orang-orang sholeh adalah kemuliaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun