Mohon tunggu...
IpangLay Seran
IpangLay Seran Mohon Tunggu... Petani - Pelangi Takkan Indah jika hanya memiliki Satu Warna.

Petani dari Timur Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna "Ha'Mis Batar" bagi Masyarakat Malaka

22 Maret 2020   03:08 Diperbarui: 31 Maret 2020   02:25 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HA'MIS Batar merupakan salah satu Upacara Tahunan bagi masyarakat BELU dan MALAKA , yang dimana tradisi ini dilakukan sebagai bentuk wujud rasa syukur dan terima kasih kepada Sang Pencipta , dan sekaligus persembahan terhadap LELUHUR pada saat musim panen jagung pertama. 

Seperti yang di lakukan beberapa Suku terkait yang ada di desa Fafoe, Kabupaten Malaka, NTT pada, Sabtu(21/03/2020). 

Upacara Ha'Mis batar ini, Masyarakat atau keluarga yang terkait dalam suku tersebut membawa hasil jagung terbaik dari kebun, biasanya membawa tujuh buah jagung yang belum dipatah dari batangnya untuk dibawa ke Rumah Adat (Uma Lulik), yang kemudian akan dimasak dan dilakukan makan bersama semua rumpun keluarga terkait. 

Selain ucapan syukur, Upacara ini sekaligus dimaksudkan untuk memohon restu dari para leluhur dan berkat dari Yang Maha Kuasa untuk kehidupan di tahun-tahun mendatang. 

Upacara tahunan ini,merupakan kesempatan untuk mempersatukan seluruh keluarga yang tersebar ke mana-mana sesuai dengan profesi kesehariannya. 

Di dalam upacara ini juga dihadiri oleh Tokoh Pemangku Adat (Fukun) sebagai pemimpin tertinggi dalam satu rumpun suku terkait, Pemerintah setempat, juga berkesempatan hadir Mahasiswa KBPM dari Kampus Universitas Kristen Artha Wacana Kupang dan Mahasiswa KKN dari Kampus Universitas Nusa Cendana Kupang.

Kepala Wilayah setempat (Yosef Seran Klau) Menuturkan bahwa, Upacara ini Sangatlah Sakral Karena ini merupakan wujud jalinan Kekerabatan Sosial dengan Leluhur yang perlu dipertahankan dan terus dilestarikan.

Imbuhnya, Saat seperti ini untuk kita semua yang masih hidup bisa tetap bersatu dengan Nenek Moyang, sanak saudara yang telah berpulang terbelih dahulu dan Sang Pemilik Kehidupan. 

             (*IpangLaySeran) 

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun