Akulturasi berbeda dengan enkulturasi, dimana akulturasi merupakan suatu proses yang dijalani individu sebagai respon terhadap perubahan konteks budaya. Menurut Graves (1967), akulturasi merupakan suatu perubahan yang dialami oleh individu sebagai hasil dari terjadinya kontak dengan budaya lain, dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam proses akulturasi yang sedang dijalani oleh budaya atau kelompok etnisnya. Perubahan yang terjadi pada tingkatan ini terlihat pada identitasnya, nilai-nilai, dan  perilaku.
Faktor-faktor yang mempengaruhi akulturasi, menurut teori yang dikemukakan oleh Redfield (1936), terdapat 3 isu yang dapat diidentifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi akulturasi, yaitu : 1. Kontak atau interaksi, 2. Pengaru timbal balik, 3. Perubaan
Berikut beberapa contoh yang sering digunakan untuk menjelaskans proses akulturasi antara lain :
a). Menara Kudus, yakni suatu proses akulturasi antara Islam (fungsinya sebagai masjid) dan Hindu (ciri fisik menyerupai bangunan pura pada agama Hindu),
b). Wayang, akulturasi kebudayaan Jawa (tokoh wayang: Semar, Gareng, Petruk, Bagong) dengan India (ceritanya diambil dari kitab Ramayana dan Mahabharata)
c). Candi Borobudur, akulturasi antara agama Budha (candi digunakan untuk ibadah umat Budha) dengan masyarakat sekitar daerah Magelang (relief pada dinding candi menggambarkan kehidupan yang terjadi di daerahMagelang dan sekitarnya)
d). Seni kaligrafi, akulturasi kebudayaan Islam (tulisan Arab) dengan kebudayaan Indonesia (bentuk-bentuknya bervariasi)
John W. Berry mengemukakan suatu bentuk kerangka kerja yang mendasari serta menghubungkan akulurasi pada tingkat kultural dan akulturasi pada tingkat psikologis. Akulturasi pada tingkat kultural suatu bentuk akulturasi dimana  perubahannya terjadi pada tingkat kelompok. Perubahan-perubahan tersebut terlihat baik secara fisik, biologis, politik, ekonomi, dan budaya. Sedangkan Akulturasi pada tingkat psikologis merupakan suatu bentuk akulturasi dimana perubahannya terjadi pada tingkat individu. Perubahan-perubahan tersebut mencakup perubahan perasaan, perilaku, dan kognitif.
Sebuah teori yang berhubungan dengan kerangka kerja akulturasi, yaitu strategi akulturasi Strategi-strategi tersebut terdiri dari 2 komponen, yaitu sikap (pilihan individu untuk berakulturasi) dan perilaku (aktifitas atau kegiatan nyata yang dilakukan individu). Strategi mana yang akan digunakan individu bergantung pada faktor-faktor tersebut dan terdapat beberapa konsekuensi dari strategi-strategi tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H