Di post saya yang pertama ini saya akan membahas soal passion. Passion yang kalau diindonesiakan menjadi Gairah kalau diarabkan menjadi Ghirah merupakan hal yang sangat penting dalam menjalani hidup. Tanpa passion kita ga ada bedanya dengan pocong, cuma mondar mandir loncat loncat ga jelas cuma buat isi waktu aja.
Dengan passion kita rela baca buku-buku yag kalau ditumpuk bisa melebihi atap rumah kita(kecuali kalau tingkat 3 ke atas ya :D), dengan passion kita rela mendatangi majelis ilmu walau kadang tempatnya ga terjangkau kendaran, dengan passion kira bisa bergadang sampai pagi walau tanpa minum kopi, dengan passion kita rela berjam-jam di depan komputer untuk bekerja.
Passion bisa timbul karena beberapa hal, bisa karena memang pada dasarnya kita menggemarinya, bisa juga karena dipaksa keadaan. Banyak orang yang tidak tahu apa-apa tiba-tiba menjadi giat dan dalam waktu tidak terlalu lama menguasai bahkan menjadi ahli di satu bidang karena hanya bidang itu lah yang ia bisa geluti untuk memperoleh pendapatan atau memperoleh pengakuan.
Seyogyanya passion itu harus dirawat, buatlah dirikita selalu kepepet dengan target-target. Kalau istilah Bang Jaya YEA, TEPOK The Power of Kepepet, atau kalau istilah Prof. Yohanes Surya PhD, Mestakung. Tanpa TEPOK ya ujung-ujungnya kita leha-leha saja dan akhirnya saat keadaan terdesak passion itu dipaksa muncul.
Burukkah bila passion muncul saat terdesak? Tidak terlalu buruk-buruk amat sih, karena hal itu masih jauuhh lebih baik dibandingkan kalau kita malah terpuruk, tenggelam dalam kesedihan dan galau berkepanjangan....
Bagaimana dengan passion anda hari ini? Apapun profesi anda, karyawan, profesional, wirausaha, semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan kebaikan dan hidayah atas tiap usaha anda hari ini.
Salam passion
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H