Bismillah
Menyambung tulisan sebelumnya tentang passion di http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/10/13/passion/
Dalam perjalanan usaha Toko Online herbal saya di http://www.tokohaba.com banyak hal yang terjadi terkait passion, di awal-awal membangun usaha, saya menjalaninya dengan sepenuh hati, sepenuh passion. Walau saya tidak tahu apa yang akan saya dapatkan, tiap malam saya begadang mengotak-atik situs saya, bahkan pernah saya mentranslate bahasa tampilan situs sampai berhari-hari. Dengan penuh passion saya menjalani usaha saya, berakrobat dengan waktu kantor, alhamdulillah waktu itu akselerasinya cepat sekali.
Tapi, pada satu titik akhirnya saya terjebak zona nyaman, karena tanpa banyak bertindakpun usaha saya running oleh pegawai saya, dana mengalir lancar. Saya seolah terlena dan lupa, bahwa di luar sana dunia terus berputar, saingan baru berbondong-bondong muncul, dan saingan lama pastinya terus melakukan continuous improvement....
Ya... Saya saya lengah untuk mengembangkan usaha, dan berharap hal ini terus berjalan, apalagi waktu itu masih dibackup oleh tabungan jumlahnya cukup membuat saya merasa aman. Sampai saya pun berani untuk resign dari pekerjaan saya karena hal itu.
Namun alhamdulillah saat terjun full wirausaha, keadaan tetap berjalan baik, alhamdulillah saya mulai bisa fokus untuk mengembangkan, mendelegasi dan membenahi walau hal ini belum terlalu melejitkan usaha saya, setidaknya saya lebih banyak waktu di luar operasional, untuk sowan ke pendahulu di dunia wirausaha, dan pastinya lebih full waktu untuk keluarga.
Sampai pada satu masa, ada pengeluaran tak terhindarkan yang cukup memberatkan keuangan, bahkan hingga mengusik keuangan usaha. Padahal hal tersebut hampir-hampir haram dalam dunia usaha, karena uang usaha seharusnya tidak boleh disentuh, yang boleh kita sentuh hanya gaji bulanan yang kita dapat dari usaha.
Setelah setengah tahun resign, tiba-tiba cukup banyak cobaan datang beruntun, omset turun 40%, dan ada beberapa hal lain yang cukup untuk disebut sebagai cobaan. Mau tidak mau hal ini ber pengaruh pada cashflow saya. Karena hal-hal tersebut, Mendadak suasana kepepet muncul, otak mulai terasa seperti overload. Mendadak saya merasa di titik terendah seolah tiada harapan.
Pada akhirnya segala sesuatu seperti terulang kembali, bahkan lebih. Beberapa minggu belakangan saya selalu di depan komputer belasan jam per hari, apalagi bila tidak ada kegiatan yang mengharuskan keluar rumah, bisa 15-18 jam saya depan komputer. Hampir setiap hari juga saya tidur jam 3 pagi, bangun kembali ketika subuh dan setelah itu paling tambah tidur 1jam lagi. Alhamdulillah kesehatan masih terjaga, dengan menjaga asupan air putih, suplemen habbatussauda, propolis, madu, menjaga makanan yang masuk.
Hingga saat ini saya masih berusaha dan terus berusaha dengan sepenuh hati, karena saya bukan anak ingusan lagi yang tanpa berusaha dapat dana tanpa syarat dari keduaorang tua. Apalagi ada 2 wanita cantik yang bergantung pada saya.
Apa yang bisa dikaitkan dengan tulisan sebelumnya? Ya... Saat ini passion menggila dalam diri saya karena terdesak, saya tidak menyesali keterdesakan ini, saya mensyukurinya karena tiap detik yang kita rasakan kita merasa semakin hina semakin tunduk di hadapan-Nya. Dan alhamdulillah saya tidak terpuruk dalam keterdesakan ini, saya sedang berusaha bangkit, saya berusaha tetap kuat dan bermanfaat bagi sesama.