Mohon tunggu...
Ipat Rahmawati
Ipat Rahmawati Mohon Tunggu... Guru - Tendik

Journey

Selanjutnya

Tutup

Trip

Keunikan Wisata Baduy Luar

6 November 2024   20:21 Diperbarui: 6 November 2024   20:58 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ciboleger, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Desa ini terkenal sebagai tempat tinggal Suku Baduy yang terkenal di wilayah Banten, Suku Baduy merupakan masyarakat yang memiliki dan mempertahankan adat serta budaya nenek moyang leluhur mereka. Seperti yang diujar oleh salah satu warga setempat bahwa "masyarakat baduy yang meninggal tidak diberikan pemakaman akan tetapi di kubur dan dijadikan tumbuhan atau lahan untuk bercocok tanam". Baduy luar memiliki keunikan dan dikenal dengan mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berjualan kain tenun, kerajinan tangan yang membudaya.

KEUNIKAN SUKU BADUY LUAR

Mereka memiliki keunikan dengan berjualan di depan rumahnya masing-masing, mereka juga menjual hasil perkebunannya kepada penduduk mereka sendiri. Aktifitas berjualan menjadi daya tarik para pengunjung dan wisatawan yang berkunjung kepada baduy luar sebab mereka berjualan didepan rumah, pengunjunng dapat melihat langsung cara menenun dari penduduk. pengunjung juga dapat membeli hasil karya atau kerajinan dari baduy terutama yang sangat dikenal yaitu batik baduy yang memiliki nuansa warna hitam dan biru sebagai oleh-oleh. Batik baduy memiliki banyak kreasi dalam pemakaiannya, mulai dari kain selendang atau dikenal di daerah baduy dengan sebutan "samping" kemudian dijadikan pelindung kepala seperti topi dan dijadikan sebagai baju. 

Baduy luar mampu mengelola lingkungannya untuk menghindari sampah, dengan menyediakan kantong sampah berupa karung di setiap rumah penduduk bahkan pengunjung dilarang keras untuk membuang sampah sembarangan. Keunikan lainnya mereka memiliki rumah adat yang selaras dengan bentuk, lebar dan tinggi bangunan yang disamakan sehingga tidak ada kesenjangan diantara mereka.

Ketika hari-hari biasa mereka kesulitan untuk mendapatkan penghasilan dari hasil penjualan karena kurangnya wisatawan berkunjung sebab hari-hari biasa mereka gunakan untuk bercocok tanam di ladang, ada waktu-waktu tertentu ramai wisatawan berkunjung, menurut keterangan warga "biasanya akan banyak wisatawan di hari sabtu dan minggu akan tetapi yang lebih banyak lagi bahkan harus mengantri ketika tahun baru" ujarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun