Di suatu pagi, saat baru bangun tidur, Ms. Joanie Simpson (lansia, 62 thn) terkena Sindrom PATAH HATI, alias "Broken Heart Syndrome" sungguhan pada jantungnya. Bukan kiasan. Tapi sindrom ini timbul bukan karena serangan penyakit jantung koroner dll.
Anda perlu mengenali sindrom patah hati. Banyak orang di sekitar kita sedang broken heart tanpa kita tahu. Mungkin diam-diam anda juga sedang patah hati; bisa jadi, malah sedang hancur hati.
Dalam dunia medik sindrom ini dikenal sebagai Takotsubo Cardiomyopathy (TCM). Ada terma-terma medik lainnya untuk TCM, yaitu "Apical Ballooning Syndrome" atau "Stress Cardiomyopathy" atau "Stress-induced Cardiomyopathy" atau "Gebrochenes-Herz Syndrome". Yang populer, terma Sindrom Patah Hati.
Sintom TCM serupa dengan serangan jantung: sakit punggung yang luar biasa, nyeri di dada, nafas sesak atau dyspnea, detak jantung yang tak beraturan, tubuh lunglai mendadak atau terjatuh.
Dalam bahasa Jepang, takotsubo artinya "pot oktopus". TCM antara lain menimbulkan kejang-kejang otot jantung yang kemudian diikuti pembesaran volume bagian dalam jantung. Pembesaran ini mengambil bentuk sebuah pot yang menyerupai oktopus: gendut di bawah, lalu ke atas berupa leher yang menyempit (lihat gambar). Kondisi fisik jantung demikian ini dinamakan "disfungsi puncak ventrikular kiri (Left Ventricular atau LV) akibat penggelembungan", yang dapat dipulihkan kembali.
Banyak faktor internal tubuh penyebab TCM, di antaranya hormon stres yang membanjir dalam aliran darah, khususnya hormon kortisol dan hormon adrenalin.
Bagian di dalam otak kita yang dinamakan hypothalamus dan amygdala, karena dirangsang oleh sinyal-sinyal saraf dan hormonal, memicu teraktivasinya kelenjar pituitari dalam otak dan kelenjar adrenalin di bagian atas ginjal. Kelenjar-kelenjar ini lalu mengeluarkan hormon adrenalin (hormon tenaga) dan hormon kortisol (hormon stres) di saat kita sedang berada dalam sikon yang dinamakan sikon "tempur atau kabur" (fight or flight) yang menentukan kita akan selamat atau mati.
Dalam sikon ini, kita bisa jadi gemetaran, kencing di celana, lalu dihabisi musuh, atau lari ngibrit, atau pasokan energi ke otot-otot berlimpah yang mendorong kita mampu berkelahi dengan amat berani dan sangat kuat, atau untuk menyelamatkan barang-barang milik kita yang berat-berat ke tempat yang aman setelah berpikir sangat cepat dan tepat.
Adrenalin (juga noradrenalin atau norepinefrin) meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, dan, bersama kortisol, menambah pasokan energi tubuh khususnya ke otot-otot (untuk tempur atau ngibrit sekencang-kencangnya) dan ke pusat aktivitas berpikir cepat dalam otak untuk mengambil keputusan psikomotorik secepat kilat (menyerang balik atau lari).
Kortisol meningkatkan kadar gula (glukosa) dalam aliran darah, meningkatkan penggunaan glukosa dalam otak (sebagai energi untuk berpikir cepat) dan menambah ketersediaan zat-zat untuk memperbaiki jaringan. Kortisol juga mengubah respons sistem imunitas, dan menekan sistem pencernaan, sistem reproduksi dan proses pertumbuhan, yang semuanya dalam sikon "tempur atau kabur" tidak perlu bekerja penuh sehingga energi yang biasanya dipakai sistem-sistem ini dialihkan beberapa waktu ke segala usaha kita dalam menghadapi sikon "tempur atau kabur".