Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Penulis - Science and culture observer

Our thoughts are fallible. We therefore should go on thinking from various perspectives. We will never arrive at final definitive truths. All truths are alive, and therefore give life, strength and joy for all.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

De-Extinction: Menghidupkan Kembali yang Sudah Punah!

16 Desember 2016   16:33 Diperbarui: 17 Desember 2016   00:58 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin teman-teman sudah berpikir bahwa lewat teknik DE-EXTINCTION era Jurassic akan bisa dikembalikan ke zaman modern kini. Film fiksi buah tangan Steven Spielberg Jurassic Park atau Jurassic World segera akan menjadi fakta yang real di abad ke-21 ini. Apa reaksi anda? Galau? Gamang? Takut? Atau malah antusias? 

Sayangnya, sejauh ini para ilmuwan baru bisa menerapkan metode DE-EXTINCTION hanya ke DNA yang umur maksimalnya 1 juta tahun, sebab setelah lewat 1 juta tahun DNA-DNA hewan-hewan purba hancur dengan sendirinya. Kita tahu dinosaurus punah 66 juta tahun lalu karena bencana alam yang merusak semua ekosistem di Bumi akibat sebuah meteor besar seukuran kota Manhattan menumbuk muka Bumi di Semenanjung Yukatan yang kini dikenal sebagai Meksiko. 

Tapi di masa depan para ilmuwan tentu akan mampu merekonstruksi DNA-DNA purba yang sudah hancur dan rusak. Hewan-hewan purba yang keras dan berbahaya pun yang sudah punah kelak akan bermain-main bersama anak-anak manusia di generasi-generasi yang akan datang.

Orang-orang besar dengan prestasi-prestasi cemerlang bagi peradaban manusia, yang sudah mati, juga dapat dihadirkan lagi di hadapan anda sekarang hidup-hidup untuk mereka melanjutkan tugas-tugas agung mereka. Bukankah luar biasa hebat jika Albert Einstein atau Plato hadir lagi atau dilahirkan kembali seutuhnya tahun 2017 atau sepuluh tahun lagi?  

Nah, apakah semua ini “a good news” ataukah “a bad news”? Jawablah sendiri IN THE SILENT.

Jakarta, 16 Desember 2016
ioanes rakhmat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun