Pernah dengar neophobia ? Jika belum pernah saya jelaskan, neophobia adalah takut pada segala sesuatu yang baru. Kedengarannya ga seru yah orang yang mengidap phobia tersebut. Padahal hidup di zaman yang serba modern sekarang ini kita siap dengan segala berondongan hal-hal yang baru. Walaupun saya bukanlah orang pengidap neophobia, tapi saya adalah salah satu orang yang susah untuk mencoba hal-hal yang baru. Saya selalu nyaman dengan kondisi yang dirasakan dan dialami sejauh ini, yah ibaratnya bisa dibilang susah untuk move on hehehe Pada hari Kamis pagi dua minggu yang lalu saya di bangunkan oleh suara panggilan hand phone, nomor yang terlihat rupanya adalah nomer cantik yang beberapa hari sebelumnya pernah menelpon tetapi tidak terangkat oleh saya. Awalnya saya pikir nomor itu pemiliknya adalah orang iseng karena ketika saya telpon balik selalu di reject, tetapi ternyata telpon tersebut dari PT. Sayap Mas Utama yang memberitahukan panggilan tes kerja pada hari Senin di minggu depannya. Alhamdulillah hampir setiap minggu saya ada panggilan tes untuk kerja, walaupun belum sampai menemukan jodohnya hehehe... Saya langsung memberi kabar panggilan tes dari PT. Sayap Mas Utama tersebut kepada Mamah saya. PT. Sayap Mas Utama adalah perusahaan yang merupakan bagian dari Wings Group yang alamatnya terletak di Jalan Tipar Cakung Kav. 5-7, Cakung Barat Jakarta Timur. Mungkin kebanyakan orang mengenal Wings Group adalah perusahaan penghasil sabun, hal itu tidak salah karena pada awalnya Wings Group adalah industri rumahan penghasil sabun cuci berwarna hijau yang berbentuk batangan. Wings saat ini telah diakui sebagai produsen lokal  dan distributor untuk produk rumah tangga, perawatan pribadi dan  juga produk makanan. Di PT. Sayap Mas Utama saya melamar lewat situs pencari kerja Jobstreet untuk posisi Marketing Event Promotion. Pekerjaan tersebut salah satu yang saya inginkan, dilihat deskripsi pekerjaannya Marketing Event Promotion bertugas untuk mengelola acara-acara promosi yang akan dilaksanakan. Pekerjaan itu saya senangi karena sebelumnya saya telah banyak mempunyai pengalaman untuk terlibat dalam event-event yang dilaksanakan oleh organisasi yang pernah saya masuki. Dilihat dari persyaratannyapun saya memenuhi kualifikasi, untuk itu saya mencoba melamar dan Alhamdulillah saya diberikan kesempatan untuk tes seleksi PT. Sayap Mas Utama. Setelah berdiskusi dengan orang tua saya di suruh untuk datang mencoba untuk mengikuti tes, tetapi saya masih bingung untuk datang atau tidak. Entah kenapa alasannya tetapi rasa-rasanya saya merasakan teramat malas untuk mendatanginya, terlebih tes tersebut dilaksanakan di Cakung Jakarta Timur. Sambil menunggu kepastian saya berangkat atau tidak, saya mencoba menghubungi Imam untuk menanyakan apakah saya bisa menginap di tempatnya atau tidak. Imam adalah teman kampus saya yang sekarang bekerja di daerah Sunter Jakarta Utara. Awalnya saya berfikiran untuk berangkat pada saat hari-Hnya dan berencana berangkat hari Senin setelah subuh tetapi Bapak sayang bilang ga akan ke kejar waktunya, apalagi hari awal kerja dan Cakung adalah daerah yang macet setiap harinya. Sampai dengan hari Minggu Imam tidak membalas sms saya, tetapi di ingat-ingat di hari-hari sebelumnya ketika twitteran Imam memberi tahu bahwa dia akan pulang ke kampung halamannya di Majalengka. Sampai dengan hari minggu pagi ketika Mamah menanyakan saya akan berangkat atau tidak, saya belum memberikan kepastian. Saya masih bingung hehehe.. Tetapi ketika dzuhur setelah sedikit ngobrol-ngobrol dengan Mamah akhirnya saya memutuskan untuk berangkat, rencananya saya akan menginap di sodara yang rumahnya terletak di Meruya Jakarta Barat. Ketika saya mandi Mamah saya menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan ketika nanti di Jakarta dan Bapak saya menelpon Pade untuk memberi tahukan saya akan menginap di rumahnya. Setelah semuanya dikira siap, sekitar jam setengah tiga sore saya berangkat dimana sebelumnya sudah diberi petunjuk arah ke rumah sodara saya di Meruya oleh Bapak saya. Sebelum berangkat, di terminal Leuwi Panjang saya sedikit membeli oleh-oleh untuk sodara saya nanti. Walaupun ini bukan pertama kalinya saya berangkat seorang diri, tetapi rasanya campur aduk antara males, takut, ragu-ragu dan sebagainya hehehe.. Padahal pada bulan Desember tahun lalu saya juga pernah berangkat sendirian ke Jakarta untuk mengikuti tes kerja di MNCTV, bedanya ketika itu saya menginap di kosan Imam di Sunter Jakarta Utara. Kurang lebih tiga jam perjalanan dilalui akhirnya saya turun di Gerbang Tol Kebon Jeruk Jakarta Barat. Setelah naik angkot dan ojek, sekitar jam setengah delapan malam saya sampai di rumah sodara. Senang rasanya bisa bertemu dengan Bude dan Pade serta anak-anaknya yang kurang lebih satu tahun tidak bertemu. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, saya pergi mandi dan beristirahat. Saya tidur sekamar dengan Mas Eko, anak pertama dari Bude. Subuh-subuh saya bangun. Setelah solat dan sarapan, sekitar jam setengah enam saya berangkat ke kantor PT. Sayap Mas Utama dengan diantar oleh Pade menggunakan motor. Dasar namanya Jakarta, hari masih pagi tetapi jalanan sudah macet dimana-mana. Setelah melewati berbagai macam wilayah kemacetan Jakarta yang dihiasi oleh gedung-gedung tinggi pencakar langit, akhirnya sekitar jam delapan pagi saya sampai di kantor PT. Sayap Mas Utama. Perjalanan yang luar biasa, padahal perjalanan menggunakan motor tetapi membutuhkan waktu kurang lebih dua jam untuk sampai. Setelah melapor ke satpam, saya di ijinkan masuk ke ruangan tes. Kurang lebih ada lima puluh orang disitu, dan seperti biasa saya butuh sedikit adaptasi untuk bisa langsung berkenalan dengan orang-orang baru hehehe Sekitar jam setengah dua belas tes tertulis diumumkan dan saya lolos ke tahapan tes selanjutnya yaitu interview HRD. Orang-orang yang lolos dibagi dua sesi waktu interview dan saya kebagian jam dua siang. Ketika akan pergi untuk istirahat saya mendengar ada orang yang sama-sama ikut tes sedang mengobrol dengan menggunakan bahasa sunda, saya memberanikan diri untuk berkenalan. Ternyata orang-orang tersebut berasal dari Bandung dan Sumedang. Orang yang berasal dari Bandung bernama Sahnan, sebenarnya dia asli orang Medan tetapi sudah sekitar enam tahun menetap di rumah Om-nya di Bandung. Dia menurut saya tidak mempunyai tampang keras seperti orang Medan pada umumnya. Malah menurut saya dia orang yang ganteng dengan warna kulit putih yang dimilikinya. Sahnan sudah pandai berbicara dengan menggunakan bahasa sunda, dia bilang berangkat dari Bandung jam empat subuh dengan menggunakan mobil yang disewanya dan diantar oleh temannya yang menunggu di parkiran mobil. Sahnan sebenarnya sudah bekerja sebagai sales dan sekarang kebetulan dia sedang libur. Sedangkan orang yang berasal dari Sumedang bernama Kang Agus, di umurnya yang masih muda di usia 20 tahunan dia sudah menikah dan sudah memiliki dua orang anak. Kang Agus juga sudah bekerja sebagai seorang sales di Subang, dia mengambil cuti untuk mengikuti tes ini. Kang Agus bercerita, dia berangkat dari Sumedang sekitar jam dua belas malam dan jam empat subuh sudah sampai di Cakung Jakarta Timur. Jadwal dimulainya tes jam delapan pagi, menurut saya ini namanya bukan kepagian dateng, tapi kesubuhan hehehe... Menurutnya, dia harus berganti tiga warung kopi untuk menunggu sampai jam delapan pagi. Luar biasa perjuangannya hehehe... Setelah istirahat orang-orang langsung kembali ke tempat tes. Di sela-sela menunggu giliran interview kita mengobrol, saya dan Kang Agus rencananya ketika pulang nanti ke Bandung akan nebeng ke mobilnya Sahnan. Lumayan bisa irit ongkos hehehe... Waktu semakin berlalu, tidak terasa waktu sudah menunjukan jam setengah empat sore. Tetapi saya tidak kunjung dipanggil untuk interview padahal saya kebagian jam dua. Sudah berbagai topik pembahasan di obrolkan dengan orang-orang yang ada, sampai akhirnya tinggal saya sendiri yang belum kebagian giliran untuk interview, untung saja ada Sahnan dan Kang Agus yang masih menemani karena kita berjanji akan pulang bersama-sama ke Bandung. Lima belas menit berlalu, sayapun selesai melaksanakan interview dengan HRD PT. Sayap Mas Utama. Kamipun bergegas menuju parkiran mobil untuk pulang ke Bandung, disana telah menunggu temannya Sahnan. Setelah menukarkan kartu tanda pengenal dengan KTP yang disimpan di satpam kamipun berangkat pulang. Luar biasa seketika keluar dari gerbang pintu PT. Sayap Mas Utama langsung dihadapkan dengan kemacetan, padahal itu bukan jalan raya utama. Sebelum lupa saya memberikan uang sebesar lima puluh ribu kepada Sahnan, yah itung-itung ongkos pulang ke Bandung. Sambil menunggu macet kami mengobrol tentang pengalaman tes tadi, agar silaturahmi bisa berlanjut kamipun saling bertukar nomor telepon. Kurang lebih setengah jam berlalu tetapi kita masih terjebak dalam kemacetan, tiba-tiba ada sms masuk ke hand phone saya. Rupanya itu sms dari PT. Coffindo yang memberitahukan panggilan tes kerja di hari besoknya. Ini bukan panggilan pertama, sebelumnya pada bulan November PT. Coffindo pernah memanggil untuk tes tetapi saya tidak bisa menghadirinya dikarenakan masih sibuk mengurusi wisuda. PT. Coffindo adalah suatu perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang industri dan perdagangan kopi untuk komoditi lokal maupun internaional. Pada mulanya PT. Coffindo berasal dari kegiatan perdagangan kecil pada tahun 1999. Didukung oleh beberapa ratus tenaga kerja, PT. Coffindo memproses biji kopi menjadi biji kopi siap ekspor ke seluruh dunia. Sekarang PT. Coffindo sedang melakukan proses hulu dan hilir dalam industri kopi. Irfan Anwar adalah pendiri sekaligus CEO PT. Coffindo dan sejak Desember 2012 beliau resmi dihunjuk sebagai Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI). Saya kembali bimbang, disitu saya berada posisi akan kembali pulang ke Bandung tetapi di waktu yang sama saya mendapat panggilan untuk tes kerja di PT. Coffindo keesokan harinya. Di sisi lain mumpung masih di Jakarta kenapa tidak di coba untuk mendatanginya saja ? Sayapun langsung menelpon Mamah saya untuk berdiskusi, Mamah menyarankan untuk pulang terlebih dahulu ke Bandung toh besok tesnya dilaksanakan jam setengah dua siang jadi akan terkejar waktunya apabila berangkat dari rumah. Melihat karena kantor PT. Coffindo terletak di Bakrie Tower Lantai 5 Komplek Rasuna Epicentrum Jalan. H.R. Rasuna Said, saya memutuskan untuk tetap tinggal di Jakarta. Saya tidak kembali ke rumah sodara tetapi saya akan menginap di kosan teman SD saya yang kebetulan letaknya ada di Kuningan Jakarta Selatan yang dekat dengan kantor PT. Coffindo di Bakrie Tower. Dikarenakan kondisi Jalan Cakung Jakarta Timur sangat macet saya memutuskan untuk berjalan kaki menuju halte Busway yang terletak di Terminal Bis Pulogadung. Cukup jauh saya berjalan kaki sampai akhirnya lepas dari wilayah macet saya memutuskan untuk naik angkot. Saya bertanya kepada petugas Trans Jakarta mengenai rute jalan ke daerah Kuningan Jakarta Selatan, setelah dua kali transit di halte Busway dan menikmati kilauan lampu-lampu gedung-gedung pencakar langit Jakarta saya akhirnya sampai di halte Kuningan Karet. Saya berjalan kaki menuju Setiabudhi Building yang dimana disitu adalah kantor teman SD saya yang bernama Syukur Ahmad Syarief. Pada akhirnya saya bertemu teman saya tersebut, setelah sekitar dua tahun tidak bertemu sepertinya penampilannya berubah. Kelihatannya dia sedikit aga tambun, syukurlah nampaknya dia senang hidup di Jakarta hehehe Jam menunjukkan pukul delapan malam, saya dan Syukur menelusuri gang-gang perumahan untuk menuju kosannya. Selama perjalanan kami mengobrol, dasar lelaki topik yang kita obrolkan adalah tentang wanita hehehe... Tetapi tentunya tidak hanya itu saja, kamipun bernostalgia mengobrolkan masa kecil kami. Sampai di kosannya kami menyimpan barang-barang dan pergi keluar untuk membeli makan. Disini terjadi keanehan menurut saya, Syukur membeli nasi goreng! Mungkin kedengarannya hal yang biasa, tetapi tidak menurut saya. Yang saya tau dia tidak suka makan nasi, bahkan untuk melihat satu butir nasipun dia mungkin tidak sudi. Yah sejak kecil Syukur memang tidak sukan makan nasi, biasanya dia makan kentang atau roti seperti orang-orang bule hehehe... Setelah makan dan mandi kami kembali mengobrol. Ternyata Syukur masuk ke perusahaanya sekarang ini bersama dengan 12 teman lain dari kampusnya di Politeknik Bandung, di kosannya tersebut juga ada beberapa temannya. Saya bangga sekali dengan Syukur, di obrolannya tersebut dia berencana mengkuliahkan adiknya dan akan membelikan rumah untuk orang tuannya. Dia bilang ingin mulang tarima terlebih dahulu kepada orang tuanya sebelum memutuskan untuk menikah. Malampun semakin larut, kamipun tertidur dengan ditemani hujan yang membuat suasana Jakarta lebih bersahabat bagi orang Bandung seperti saya. Keesokan harinya Syukur siap-siap untuk berangkat kerja, sedangkan saya hanya lenyeh-lenyeh tiduran. Jadwal tes jam setengah dua siang, berarti masih beberapa jam lagi. Saya pun memutuskan untuk menonton film, kebetulan saya membawa laptop. Waktu itu saya menonton film Korea yang berjudul A Long Visit, film ini menceritakan tentang kehidupan antara seorang ibu dan anak perempuannya. Percaya atau tidak, saya beberapa kali menangis ketika menonton film ini. Ceritanya menurut saya sangat bagus sekali, dan sangat recommended untuk di tonton. Beberapa saat saya galau karena film tersebut hehehe Setelah selesai menonton film saya memutuskan untuk mandi, setelah solat dzuhur saya berangkat ke kantornya Syukur untuk memberikan kunci kosannya. Ada kejadian lucu disini, saya tersesat di gang-gang perumahan padahal Syukur telah membuatkan peta jalan menuju jalan raya ke arah kantornya. Tetapi pada akhirnya saya muncul di belakang kampus PERBANAS dimana itu dekat dengan Setiabudhi Building. Di kampus PERBANAS saya bertemu dengan seorang artis laki-laki, tetapi sayangnya saya lupa siapa namanya hehehe... Tiba di Setiabudhi Building saya bertemu dengan Devit teman SMA, ternyata dia bekerja satu kantor dengan Syukur. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar saya akhirnya menitipkan kunci kosan Syukur kepadanya. Saya berjalan kaki menyusuri Jalan. H.R. Rasuna Said untuk menuju kantor PT. Coffindo di Bakrie Tower. Disini, mungkin di tempat asing ini saya melangkah. Saya berjalan membawa cita-cita yang ada. Sebelum sampai di Bakrie Tower saya melewati beberapa kantor yang sebelumnya mungkin hanya bisa saya lihat lewat layar televisi. Saya melewati gedung KPK, Kedutaan Besar Australia, Pengadilan Tipikor dll. Setelah berjalan kurang lebih sekitar dua puluh menit akhirnya saya sampai di Bakrie Tower, luar biasa mungkin ini kawasan perkantoran termegah yang pernah saya datangi. Bagaimana tidak, untuk naik lift saja saya harus menggunakan kartu pengenal yang sebelumnya di tukarkan dulu dengan KTP di receptionist. Saya menuju lantai 5 dimana disitu adalah kantor PT. Coffindo. Rupanya sedang istirahat, oleh karena itu saya disuruh untuk menunggu. Jam menunjukkan pukul setengah dua, sayapun di suruh masuk ke ruangan tes. Tidak seperti tes-tes kerja sebelumnya, disini hanya ada tiga orang yang mengikuti tes. Selain saya ada dua orang wanita yang mengikuti tes tersebut. Setelah berkenalan sebentar ternyata dua orang tersebut berasal dari Jakarta dan Bogor, mereka berkuliah di Universitas Indonesia dan Institut Pertanian Bogor. Jam menunjukkan pukul tiga sore, tes pun telah selesai tetapi sebelum pulang ke Bandung saya memutuskan makan terlebih dahulu di tempat makan yang berada di lingkungan Plaza Festival. Sambil makan saya merenung, bahwa hidup saya sungguh bernilai, tinggal sekarang saya sendiri yang mewujudkannya dengan melakukan pilihan. Kita bakal berhasil apabila kita mengerti dan memahami bahwa kita punya pilihan yang dapat di eksekusi dan kemudian berharap beroleh sukses dengan bekerja tanpa pamrih. Sekitar tiga hari saya berada di Jakarta untuk mengikuti tes kerja, disana saya banyak menemukan hal-hal yang baru seperti pengalaman baru dan bertemu dengan orang-orang baru yang dimana mungkin di masa depan akan berguna untuk saya. Bisa saja saya tidak mendapatkan semua itu apa bila sebelumnya saya memilih untuk tidak pergi ke Jakarta untuk mengikuti tes, saya sangat bersyukur memilih pilihan yang saya pilih tersebut. Wakil Menteri Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan Indonesia saat ini berada dalam masa keemasannya. Hal ini ditandai dengan banyaknya usia produktif ketimbang non produktif, dibutuhkan 100 tahun lagi untuk mengulang masa keemasan ini. Diharapkan ekonomi bisa tumbuh tinggi seiring dengan banyaknya usia produktif. Tetapi pada kenyataannya orang-orang yang termasuk dalam usia produktif dimana saya salah satunya susah untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Pada saat bimbingan karir sebelum wisuda bulan Desember kemarin pemateri menyampaikan bahwa waktu tunggu lulusan kampus saya untuk mendapatkan pekerjaan adalah selama tiga bulan dan sekarang sudah sebulan lebih saya belum mendapatkan pekerjaan yang diharapkan. Ada pernyataan klasik Latin finis coronat opus yang berarti hasil akhir memahkotai sebuah kerja keras. Saya sudah berkorban untuk pilihan yang saya pilih. Terlepas hasil akhir saya akan diterima atau tidak nantinya di PT. Sayap Mas Utama atau PT. Coffindo, saya bersyukur bisa mengubah pola pikir saya yang susah untuk melaksanakan segala sesuatu yang baru. Untuk mendambakan hasil yang dramatis, maka saya perlu mengubah cara berpikir jangan justru sebaliknya memilih berleha-leha dan nyaman berada pada kondisi yang ada walaupun itu butuh masa transisi. Saya itu sekarang bukannya bisa move on, tapi memang harus move on. Yah kalau engga saya cuma disini-sini aja dan kita ga bisa kemana-mana. Ini mungkin salah satu cara untuk menghargai betapa berharganya diri saya dan saya bisa mengambil pelajaran dari situ. Saya dipaksa harus pindah, disana saya bisa menemukan yang baru yang mungkin lebih baik. Awalnya mungkin susah dan terasa tidak nyaman, tetapi setelah dijalani tenyata sangat menyenangkan. Saya mendapatkan gambar yang menurut saya sangat bagus dan bisa di renungkan dan menjadi pegangan kita seperti dibawah ini
Kita bisa menarik kesimpulan dari gambar tersebut. Terkadang keinginan itu tidak sesuai dengan kenyataan, terkadang kita perlu menunggu waktu lebih lama untuk mendapatkan apa yang di inginkan atau bahkan tidak mendapatkannya sama sekali. Tetapi yang jelas harus kita pahami bahwa Allah tahu apa yang kita butuhkan dan Allah tidak akan menyia-nyiakan semua usaha yang telah kita lakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H