Tembakau digunakan untuk rokok, budaya rokok menjalar masuk ke ruang generasi muda, khususnya remaja. Penikmat rokok sangat tinggi , permintaan tembakaupun meningkat. data terbaru Menkes RI menyebutkan, bahwa Prevalensi perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahunÂ
Indonesia berada di peringkat keempat dalam daftar negara produsen utama tembakau dengan total produksi mencapai 0,23 juta metrik ton pada 2021. Selain menjadi produsen, Indonesia ternyata juga merupakan negara dengan tingkat prevalensi merokok tertinggi di dunia
Mengutip Statistika, angkanya bahkan mencapai 63% pada jenis kelamin laki-laki di tahun 2023. Sementara, tingkat merokok di kalangan perempuan secara nasional termasuk yang terendah di dunia, yaitu hanya sebesar 2,2%. . Apa masalah yang muncul Ketika prevalensi merokok itu tinggi?
Kebiasaan merokok berat dan ketidakmampuan untuk berhenti merokok sering kali menyebabkan morbiditas kardiovaskular dan paru yang signifikan, yang mengakibatkan kematian dini pada pasien skizofrenia, misalnya.Â
Ketergantungan tembakau dalam bentuk merokok sering dikaitkan dengan penyakit penyerta psikiatris. Individu dengan gangguan kejiwaan mengkonsumsi sekitar 46% dari seluruh rokok yang dihisap di Amerika Serikat. Tingkat merokok yang sangat tinggi (60-90%) dilaporkan terjadi pada pasien yang menderita skizofrenia . Pasien skizofrenia juga memiliki risiko lebih tinggi untuk menjadi perokok dibandingkan dengan masyarakat umum .
Perokok dengan skizofrenia dapat diklasifikasikan sebagai "perokok berat" dan merokok dalam jumlah yang lebih banyak, memiliki interval antar-hisapan yang lebih pendek, dan mengonsumsi total volume isapan rokok yang lebih besar dibandingkan dengan perokok pada populasi umum. Â Selain itu, perokok dengan skizofrenia memiliki kadar nikotin dalam darah dan air liur yang lebih tinggi dibandingkan dengan perokok kontrol yang tidak merokok.Â
Setiap tahun, sekitar 225.700 orang di Indonesia meninggal akibat merokok atau penyakit lain yang berkaitan dengan tembakau. Diktehui bahwa  Tembakau yang mengandung nikotin, menjadi telaah karena efek nioktin sangat penting diketahui pada perkembangan otak para remaja..
Baiklah , kita lihat artikel yang ditulis oleh Leslie, Frances M. (2020). Unique, long-term effects of nicotine on adolescent brain. Pharmacology Biochemistry and Behavior, (), 173010--. doi:10.1016/j.pbb.2020.173010 Â 10.1002/abio.370040210, Â Efek nikotin yang unik dan berjangka panjang pada otak remaja.
Sekitar satu dari sepuluh anak berusia 10-18 tahun di Indonesia adalah perokok saat ini---menandakan salah satu tingkat merokok tertinggi di kalangan remaja secara global. Jumlahnya kian bertambah. Meskipun ada larangan membeli tembakau untuk mereka yang berusia di bawah 18 tahun, lebih dari 40 persen pelajar Indonesia berusia 13-15 tahun telah mengkonsumsi produk tembakau, menurut Survei Tembakau Pemuda Global 2019. (Unicef,org)