Kakek tua itu pulang dari sawah, tubuhnya bungkuk berkeringat basah diguratan pipinya.
Diak e sawah itu, tuk menyiangi dan mengawinkan bunga-bunga  semangkanya.
Umurnya 71 tahun, Setua ini, masih bekerja, miskinkah dia?
Oh ternyata tidak,
Ini hiburanku, Â tak ada yang lain,
Hanya  setengah hektar untuk tanam semangka saja
Aku sekedar bertahan, untuk  menjadi contoh bagi cucuku
Sebab, anak-anak harus diberi contoh, suara-suara nasihat mulai tak mempan
Zaman ini, sungguh  berbeda, mereka semua hanya melihat gawai,
Lalu tak mempraktekannya dalam hidup nyata.
Hidup sudah direkayasa, Hidup sudah diarahkan oleh yang memiliki mesin dan yang memiliki ide
Dia menciptakan pasar, kita hanya user, tinggal pakai, Â hebatkah generasi kita?
Pandangannya menerawang jauh diatas semak-semak di dusun itu, dusun damai nan sejuk
Kita semua wajib  menjadi contoh, tidak banyak cakap
Kita harus berbuat dan terus berbuat.
Perbuatan menjadi tulisan di hati  generasi, itu sulit dihapus, seperti tulisan dalam batu.
Diantara cucuku pasti ada yang akan mencontoh, katanya yakin.
Dia menegak air putih lalu tersenyum dan pergi.....
(Penyaringan, 13 April 2024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H