Teman saya, yang  berjualan di kantin sekolah,  datang mengeluh tentang beragam usaha kini dia coba namun belum bisa bangkit. Dia bertutur , sebelum pandemi sudah ada masalah karena banyak makanan tidak diizinkan menggunakan pembungkus plastik, dijual di kantin sekolah itu.Â
Pihak sekolah mengingatkan bahwa terhitung mulai 1 Januari 2019, Pemerintah Provinsi Bali  melarang berbagai komponen dan masyarakat menggunakan plastik sekali pakai (PSP) dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018. Sejak saat itu, serta dihadang  pandemi Covid-19,  Usaha kantinnya,  ibarat pepatah, sudah jatuh diimpit tangga,  dan perlu tenaga dan motivasi untuk bangkit kembali.Â
Kini setelah berangsur baik, Teman saya itu  sempat heran,  karena banyak makanan yang berbungkus plastik tidak dizinkan di jual di kantin sekolah tempatnya bekerja. Maklum, teman tadi tidak begitu melek tentang plastik secara global.
SELAYANG PANDANG TENTANG PLASTIK
Plastik adalah bahan polimer rantai panjang buatan manusia yang  banyak digunakan dalam banyak aspek kehidupan karena karakteristik  keunggulannya ,  seperti ringan, plastisitas dan fleksibilitas yang kuat, isolasi termal dan listrik, ketahanan korosi, dan rendah biaya.
Produksi plastik global (tidak termasuk serat) meningkat dari 1,3 juta ton pada 1950 menjadi 359 juta ton (termasuk serat Polypropylene (PP)) pada 2018. Namun, data produksi kain buatan termasuk poliester,nilon, akrilik, selulosa, dan serat PP tidak tersedia.Â
Itu produksi komersial pertama serat selulosa dimulai pada tahun 1892, nilon tidak ditemukan sampai tahun 1930-an, dan produksi serat buatan telah meningkat pesat sejak itu. Dilaporkan bahwa total 60,4 juta ton serat sintetis dalam permintaan pada tahun 2014,
 dan produksi poliester melampaui kapas pada tahun 2002,  secara signifikan lebih cepat tingkat pertumbuhan dibandingkan dengan semua serat lainnya dan diperkirakan akan mencapai 50 juta ton pada tahun 2020.
Hingga 2019, Eropa memproduksi sekitar 62 juta ton plastik senilai  350 miliar  Euro per tahun, menyumbang sekitar 8% dari total produksi global. Pada tahun 2050, Eropa diperkirakan akan menghasilkan lebih dari 1800 juta ton sampah plastik per tahun  Selain itu, diperkirakan bahwa Eropa akan melepaskan antara 75.000 hingga 300.000 ton partikel Mikro plastik  (MP) ke lingkungan setiap tahunnya (European Commission, 2018a)
Karena praktik pengelolaan dan pembuangan yang tidak tepat, sebagian besar jumlah sampah plastik yang masuk ke lingkungan melalui berbagai jalur dan menyebabkan masalah pencemaran lingkungan yang serius. Begitu berada di lingkungan, sampah plastik perlahan-lahan dapat terurai dan menghasilkan banyak puing-puing plastik yang lebih kecil dengan sifat  fisik, kimia dan proses biologis yang belum banyak diungkap  (PlastiksEurope 2019).Â
Puing-puing partikel itu adalah disebut sebagai "mikroplastik" dan polusi mikroplastik menjadi isu global yang menjadi perhatian baru.