Perang  Rusia-Ukraina, belum ada tanda-tanda mereda, perang dengan semangat  saling menghancurkan.  Nafsu  penghancuran  itu menjadi semakin sengit untuk bertahan dan melawan. Apa dampaknya bagi Indonesia? Jawabanya  pasti ada, dan banyak. Oleh karena itu, ada pesan menarik, Percayalah tidak ada perang yang akan mengakhiri semua perang.  Akibatnya,  perang menunjukkan, bahwa Kematian yang tak berarti. Kebencian tanpa akhir. Rasa sakit yang tak pernah berakhir.
 Saya tertegun sangat dalam, tentang dampak apa  lain  yang mungkin bisa dirasakan dalam jangka panjang?  Ketika pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina terbakar pada Jumat (4/3) setelah diserang pasukan Rusia. PLTN terbesar di Eropa itu hancur usai terjadi pertempuran sengit antara pasukan lokal dan Rusia.Â
Selain itu pasukan Rusia menghancurkan laboratorium fisika atom yang berada di bawah perlindungan internasonal di kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv, seperti disampaikan kepala pemantau nuklir dunia, sembari menekankan meningkatnya kekhawatiran terkait ancaman keselamatan karena pertempuran yang berlangsung di sekitar fasilitas tersebut (Merdeka.com; 8 Maret 2022).
 Dari kejadian ini, sangat jelas, Jawaban dari pertanyaan di atas adalah  radiasi yang tersimpan dalam gudang bahan bakunya yang bersifat radioaktif seperti  uranium akan berhamburan. Tahukah anda kemana radiasinya menyebar ?  Atmosfir  dan tanah Eropa menjadi salah satu tempat yang paling dekat , lalu bagiamana dengan kita, Indonesia?
Kenapa saya tertegun, sebab bahan baku  radioaktif seperti uranium  tentu bertebaran  kemana-mana,  sebab saya pernah bekerja dengan radioaktif betapa standar pengamanan harus dilakukan dengan sangat ketat.
Perlu dihingat  sebuah reaksi uji coba nuklir dan akibat bom atom Nagasaki dan Hirosima, serta kebocoran raktor atom, menjadi kisah pilu betapa radiasi nuklir  menghantui masyarakat dunia.  Seperti  radioaktif 137Cs  untuk kalium (K) dan 90Sr.  yang bisa komplemen mengantikan kalsium pada tulang dan gigi manusia. Debu keduanya bisa menyebar ke atmosfer, lalu ada hujan bisa jatuh ke laut, di laut dimakan ikan, dan ikannya  bermigrasi  kemana-mana, Termasuk  kewilayah katulistiwa yang hangat  yakni  ke lautan di Indonesia, kalau begini, mungkinkah kita bisa steril dari akibatn perang Rusia Ukraina.  Jawabannya , tentu tidak. Lambat laun kita juga merasakannya, entah kapan? Apa itu?  penyakit kanker akan lebih sering  kita dengar menyerang  anak cucu kita dimasa  mendatang
Radioaktif dan Reaksi NuklirÂ
Radioaktif adalah suatu unsur yang dengan tiba-tiba itu memancarkan radiasi karena zat yang mengandung inti yang tidak stabil. Pada umumnya unsur yang termasuk dalam radioaktif ini adalah unsur yang mempunyai nomor atom itu diatas 83 seperti Uranium dengan nomor atomnya 92.
Peluruhan radioaktif (disebut juga peluruhan nuklir atau radioaktivitas) adalah proses dimana sebuah inti atom yang tidak stabil kehilangan energi (berupa massa dalam diam) dengan memancarkan radiasi, seperti partikel alfa, partikel beta dengan neutrino, sinar gamma, atau elektron dalam kasus konversi internal. Material yang mengandung inti tak stabil ini dianggap radioaktif.
 Keradioaktifan: proses atom-atom secara spontan memancarkan partikel atau sinar berenergi tinggi dari inti atom.  Keradioaktifan pertama kali diamati oleh Henry Becquerel pada tahun 1896.
Dalam Wikipedia, Â radioaktif dikaji dalam fisika nuklir dan kimia nuklir, reaksi nuklir adalah proses di mana dua inti, atau inti dan partikel subatom eksternal, bertabrakan untuk menghasilkan satu atau lebih nuklida baru. Dengan demikian, reaksi nuklir harus menyebabkan transformasi setidaknya satu nuklida ke yang lain. Jika sebuah nukleus berinteraksi dengan nukleus atau partikel lain dan mereka kemudian berpisah tanpa mengubah sifat nuklida apa pun, prosesnya hanya disebut sebagai jenis hamburan nuklir, daripada reaksi nuklir.