Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anakku, Jangan Suka Mengecam!

21 Maret 2022   22:30 Diperbarui: 21 Maret 2022   22:54 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saya diajarkan oleh guru saya, tentang sesuatu nilai sangat dalam maknanya untuk mengarungi kehidupan, yakni, "milikilah keyakinan yang teguh bahwa melayani masyarakat (dharma bakti) merupakan Latihan rohani yang paling luhur . Tidak ada latihan rohani yang lebih mulia dari pada itu. Ini adalah sisi lain memberikan makna lebih pada hati yang siap melayani orang lain dengan tulus.

Dia berkata, lagi " janganlah dirimu tampil untuk mengecam dan mengomentari cacat cela orang lain. Mengapa demikian?, Sebab, mengecam orang lain merupakan dosa yang sangat besar. Kebiasaan mengecam orang lain itu seperti penyakit yang parah , sulit disembuhkan .

Penyakit ini sama sekali tidak ada obatnya. Kebiasaan mengecam orang lain ini seperti kanker. Jangan pernah mengecamkan atau menyatakan pendapat (yang buruk) mengenai orang lain. Kita mendapat berbagai kesulitan karena mengecam orang lain. katanya dengan tajam. Ya... saya kerap mengomentari hal-hal yang bukan menjadi tugas saya.

Oleh karena itu jangan pernah mengecam orang lain dan melakukan kekerasan. Pupuk lah kebiasaan merenungkan dan memikirkan Tuhan. Penuhi dirimu dengan kasih dengan demikian kasih kepada Tuhan akan timbul dalam dirimu dan engkau pun akan dikasihi Tuhan.

Dia selalu menasehati, "Jagalah agar jangan sampai engkau mengecam , merugikan , menjahati, dan melukai orang lain. Dosa mengecam orang lain ini akan kautanggung akibatnya. Engkau tidak akan pernah dapat melepaskan diri dari akibat mengecam orang lain.

Ketahuilah bila engkau mengecam orang lain, kita menanggung akibat dosa-dosa mereka . Ini merupakan hukum alam semesta , karena orang yang engkau kecam itu bukan orang lain , melainkan Tuhan sendiri, karena dia melingkupi segalanya.

Bila engkau menunjukkan satu kekurangan orang lain, orang lain akan siap menunjukkan sepuluh kekuranganmu. Orang yang menyadari kebenaran ini tidak akan mengecam orang lain.

Membangga-membanggakan diri sendiri dan mengecam orang lain merupakan ciri khas orang yang rendah akhlaknya. Seseorang hanya dapat disebut manusia bila ia membuang sifat buruk dan perasaan jahat semacam itu.

Kita harus melihat Tuhan dalam setiap wujud. Hanya dengan demikian lah kegiatan darmabaktimu akan membawa hasil dan engkau dapat memperoleh sukacita dari perbuatan itu.

Bila engkau memupuk perasaan bahwa kita mujur jika dapat menolong orang atau makhluk lain, dan hanya bila kita melakukan bakti sosial dengan hati yang suci , murni , dan tanpa pamrih , maka kegiatan itu dapat disebut dharma bakti.

Pikiran saya menerawang jauh, ingat kata-kat bijak Immanuel Khan, filsuf Jerman, "Manusia tidak akan mengerti ... bahwa ketika mereka memenuhi tugas mereka kepada manusia, mereka memenuhi perintah Tuhan; bahwa akibatnya mereka selalu dalam pelayanan kepada Tuhan, selama tindakan mereka bermoral, dan bahwa sebaliknya adalah mustahil untuk melayani Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun