Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Langgam Penundaan Pemilu 2024 dalam Dependency Theory

9 Maret 2022   21:03 Diperbarui: 9 Maret 2022   21:21 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Langgam penundaan   pemilu terus ditabuh. Itu menjadi titik sentrum berita, sehingga  menghangatkan suasana menyambut pesta demokrasi  tahun 2024.

Pemilu  adalah pesta demokrasi rakyat itu menjadi terus menarik dicermati, proses edukasi public terus mengemuka sebagai bukti bahwa masyarakat luas kini sudah membuka mata lebar-lebar terhadap penyelenggaraan negara. Masyarakat seakan  sudah mendekati identic dengan kata-kata Mark Twain, yakni Loyalty to country ALWAYS(Loyalty to government, when it deserves it." -Loyalitas kepada negara SELALU. Loyalitas kepada pemerintah, jika memang pantas mendapatkannya)

Pemilu dan demokrasi pun tak menjadi titik pijakan, manakala semua hak demokratik tak bermakna banyak  bila rakyat suatu negara  tidak banyak memiliki  pengetahuan dan ketrampilan untuk menjalankan hak-hak mereka dan mempunyai sifat-sifat pribadi bertanggung jawab untuk melaksanakannya.

Di titik irama yang padu itu, sejatinya  demokrasi   dan  pemilu selalu bergandengan tangan. Keduanya saling membutuhkan.  Demokrasi membutuhkan pemilu. Demokrasi  juga memerlukan  kerjasama, sehingga kepentingan individu bisa didamaikan  dengan kepentingan  masyarakat yang bersifat rasional dan penyesuaian  yang bersifat rasional  bisa dilakukan untuk menghadapi perubahan yang terus terjadi.

Dalam pemilu, rakyat memilih wakil-wakilnya, memilih pemimpin mereka yang mereka suka, atau yang mereka percaya dapat menyampaikan aspirasinya. Dalam kaitan itu, di negeri demokrasi, termasuk Indonesia, yang masih mematangkan  demokrasi,  tak  dapat dihindarkan bahwa berlaku sebuah tesis ' yang dikemukakan oleh Maynard Smith (1982)  sebagai  "Evolutionary Stable Strategy"

Evolutionary Stable Strategy, adalah   strategi kestabilan evolusioner,   yang Artinya jika tetap stagnan di kondisi lama, maka  perubahan ke kondisi baru menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem. Dalam kaitan itu, penenundaan pemilu mengabaikan azas perlunya perubahan sesegera mungkin dan itu menghantui banyak pihak.

 Penundaan pemilu, karena ingin berada di zona nyaman. Zona nyaman tak selalu menyenangkan dalam jangka Panjang. Namun  keadaan baru dalam benak beberapa elit belum pasti, dan membaca arah perubahan tak cerdas, Kalau begitu penundaan  dapat menjebak  negara dalam  wujud mental block membuat kekhawatiran  baru, yang kerap menghalangi kemajuan.

Mental block adalah  penindasan atau represi yang tidak terkendali dari pikiran/ingatan yang menyakitkan atau tidak diinginkan. Ini juga bisa menjadi ketidakmampuan untuk melanjutkan atau menyelesaikan rangkaian pemikiran. Beragam kalkulasi politik juga bisa melahirkan mental block, karena memagari diri  dengan beragam asumsi. Namun tak jarang asumsi-asumsi para elit menafikan proses  edukasi masyarakat yang sudah relative  maju dalam berdemokrasi.

 Salah satu yang dinafikan adalah kebebasan untuk berekspresi, padahal itu adalah sari pati demokrasi, kebebasan berekspersi membutuhkan  kondisi baru, termasuk hadirnya pemimpin baru, agar kedewasaan mereka teruji. Lalu Ketika ditunda, ini adalah bisa jadi menunurunkan partisipasi mereka.  

Alain de Benoist,   seorang jurnalis dan politikus dan filsuf,Prancis mengatakan bahwa   norma  tertinggi demokrasi bukan "jangkauan kebebasan" atau "jangkauan kesamaan", tetapi ukuran tertinggi partisipasi.

Lalu mereka yang mengendaki ditunda ada dua dugaan (1)  karena tak mampu menjelaskan karakteristik terjadi perubahan,  yang kedua karena Pemilu juga melahirkan pasar, ada penjual  dan pembeli, dan ada yang untung, dan ada yang rugi . Prubahan yang tidak diantisipasi membuat minat ke  partai politik berubah. Pasti  yang  kerap rugi adalah rakyat. Itu sebabnya, kemampuan manusia untuk mewujudkan keadilan membuat demokrasi mungkin, tetapi kecenderungan manusia untuk bertindak tidak adil membuat demokrasi mutlak dibutuhkan" tulis Reinhold Niebuhr

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun