Ketika menatap pemikiran Jean Peaget tentang tujuan utama pendidikan ialah menciptakan orang-orang yang mampu melakukan sesuatu yang baru, bukan sekedar mengulangi apa yang telah dilakukan generasi-generasi sebelumnya, maka kita diajak menjadi orang kreatif.
Orang yang kreatif, adalah yang mampu mencipta dan menemukan hal-hal yang baru, dalam berbagai situasi. Dia hadir sebagai solusi, bukan sebagai beban. Tentu lebih-lebih saat wabah COVID-19, masih berlangsung, dan proses belajar dilakukan dari rumah.
Dalam dimensi itu, baik pendidik maupun pembelajar keduanya dituntut kreatif. Kreatif itu menjadi sesuatu kata kunci pendidikan dimata Jean Peaget, dan kita sepakat dengan itu, maka tempat dan kehadiran guru atau dosen dalam ruang kelas hanya sebagai pelengkap, saja, sesudahnya adalah sang murid mengembangkan dirinya secara dinamis. Titik kritisnya ada pada cara untuk membuat peserta didik dinamis.
Perubahan paradigma berpikir tradisional harus digeser ke wilayah, dimana semua yang ditemui dapat berfungsi menjadi guru. benar kata Henry Adams, "Seorang guru mempengaruhi keabadian; dia tidak pernah tahu di mana pengaruhnya berhenti."
Dikoridor itu, Ayah, Ibu, kepala sekolah, karayawan dan sopir dan semuanya dapat berfungsi sebagai guru, serta yang paling ekstrim orang yang marah-marah pun bisa menjadi guru sejati kita,kalau kita ingin menjadi orang sabar. Artinya kapan saja seseorang menolong orang lain untuk melangkah maju dengan jalan belajar atau melaksanakannya, maka anda adalah seorang guru
Yang penting semua itu harus dilihat sebagai bentuk yang membangun jiwa kita kreatif dan dinamis. Oleh karena itu kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi transversal.Â
Apakah yang dimaksud dengan kompetensi transversal itu? Paling tidak ada beberapa pengertian tentang kompetensi transversal antara lain:
Pertama, Kompetensi Transversal adalah kompetensi yang dapat ditransfer antar pekerjaan. Mereka adalah orang-orang yang biasa menyebutnya dengan pengalaman, atau orang -orang juga menyebutnya 'soft skill' atau 'kecerdasan emosional'. Mereka bukan keterampilan khusus suatu pekerjaan (sumber)
Kedua, kompetensi transversal adalah suatu set kompetensi yang berkaitan dengan sikap dan nilai-nilai (mengetahui bagaimana menjadi) dan, prosedur (tahu bagaimana). Mereka dapat ditransfer dari satu bidang profesional tertentu ke yang lain. (sumber)
Ketika kita menatap saat ini belajar dari rumah, maka kompetensi transversal memang diharapkan 'rumah harus di metamorfosis sebagai 'rumah kerja, maka muncullah belajar di tempat kerja. Dalam kaitan itu, pembelajran yang bersifat konstekstual nampaknya menjadi alternatif paling dominan
Belajar di rumah yang menekankan 'pembelajaran berbasis pekerjaan nampaknya menarik untuk dilirik.