Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Obat Klorokuin, Efektifkah sebagai Senjata Pamungkas Covid-19?

22 Maret 2020   12:02 Diperbarui: 22 Maret 2020   12:49 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Klorokuin telah direkomendasikan oleh otoritas kesehatan Cina, Korea Selatan dan Italia untuk pengobatan COVID-19,  Meskipun masih ditemukan  kontra indikasi untuk orang dengan penyakit jantung atau diabetes.

Obat Klorokuin dan hidroksi klorokuin, kedua obat terbukti secara efektif menghambat COVID-19 secara  in vitro,  tetapi penelitian lebih lanjut menyimpulkan bahwa hidroksi kloroquin lebih kuat daripada klorokuin, dengan profil keamanan yang lebih dapat ditoleransi.  Hasil awal dari percobaan menunjukkan bahwa klorokuin efektif dan aman dalam pneumonia COVID-19, "meningkatkan temuan pencitraan paru, mempromosikan konversi virus-negatif, dan memperpendek perjalanan penyakit (https://en.wikipedia.org/wiki/Chloroquine).

Komunitas ilmiah harus mempertimbangkan informasi ini mengingat percobaan sebelumnya dengan klorokuin di bidang penelitian antivirus  menunjukkan hasily yang menggembirakan.

Mengapa bisa menghambat Covid-19?   Franck Touret, Xavier de Lamballerie, dalam Jurnal Antiviral Research 177 (2020) 104762,  melaporkan  bahwa  klorokuin dan hidroksi klorokuin dianggap aman, walaupun memiliki efek samping, namun  umumnya ringan dan sementara. Margin antara dosis terapeutik dan toksik sempit dan keracunan klorokuin  telah dikaitkan dengan gangguan kardiovaskular yang dapat mengancam jiwa (Frisk-Holmberg et al., 1983).

Oleh karena itu penggunaan klorokuin dan hidroksi klorokuin harus tunduk pada aturan yang ketat, dan pengobatan sendiri tidak dianjurkan. Artinya harus mendapat pendampingan dari dokter.

Beberapa riwayat riset tentang klorokuin  sebagai  antivirus  merupakan perjalan yang relatif panjang, yakni  sejak akhir 1960-an (Inglot, 1969; Miller dan Lenard, 1981; Shimizu et al., 1972) dan pertumbuhan banyaknya  virus yang berbeda dapat dihambat dalam kultur sel oleh klorokuin dan hydroxyKlorokuin,  termasuk coronavirus SARS (Keyaerts et al., 2004). 

Beberapa bukti untuk aktivitas pada tikus telah ditemukan untuk berbagai virus, termasuk human coronavirus OC43 (Keyaerts et al., 2009), enterovirus EV-A71 (Tan et al., 2018), virus Zika (Li et al., 2017 ) dan influenza A H5N1 (Yan et al., 2013). Namun, klorokuin tidak mencegah infeksi influenza (Paton et al., 2011), dan tidak memiliki efek pada pasien yang terinfeksi dengue (Tricou et al., 2010).

Mekanisme penghambatan virus  dijelaskan  menurut hasil uji coba Franck Touret dkk,  ada tiga kemungkinan, yaitu, menghambat virus  untuk berdifusi ke dalam sel,  akibat meningkatkannya pH endosom, sehingga laju fusi virus  ke dalam  sel, terhenti.

Kedua, klorokuin  menghambat terjadinya glikosilasi reseptor seluler  Covid -19. Glikosilasi adalah  modifikasi pasca translasi yang terjadi di dalam sistem ekspresi sel eukariotik dengan penambahan gugus gula (glikosil) pada untaian polipeptida. Modifikasi ini memiliki peran penting karena sebagian besar protein pada organisme eukariotik mengalami glikosilasi. 

Di antaranya, glikosilasi berperan dalam mempengaruhi konformasi protein (protein folding), meningkatkan stabilitas protein, mempengaruhi interaksi dengan reseptor, serta menentukan tingkat immunogenesitas dari protein tersebut. Ketika glikosilasi terhambat,maka pembentukan kapsul virus terganggu sehingga perkembangannya terhambat.

Ketiga, selain aktivitas antivirusnya, klorokuin memiliki aktivitas memodulasi kekebalan tubuh seseorang,  yang secara sinergis meningkatkan efek antivirusnya secara in vivo. Chloroquine didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh, termasuk paru-paru, setelah pemberian oral. Nilai EC90 chloroquine terhadap 2019-nCoV dalam sel Vero E6 adalah 6,90 M, yang secara klinis dapat dicapai seperti yang ditunjukkan dalam plasma pasien rheumatoid arthritis yang menerima 500 mg klorokuin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun