Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Duryodana, Biarkan Aku Berkembang Sendiri

2 Maret 2020   15:57 Diperbarui: 2 Maret 2020   16:13 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
simomot.wordpress.com

Seorang anak yang disanjung dan tak pernah didisplinkan, ibarat tanaman kacang, dia akan LIAR, DAN bisa melilit yang lain tanpa menghasilkan buah. Di bingkai itu, berlaku dalil, "Bukan apa yang kamu tinggalkan untuk anak-anakmu, melainkan apa yang Kamu tinggalkan dalam diri anak-anakmu

Membuat anak disiplin memang bukan pekerjaan mudah, bak menanak nasi, perlu air dingin, lalu dipanaskan, tentu tanpa panas dia tidak akan matang, maka jejak-jejak tulisan dihati anak menjadi bekas yang sulit dihapus, semisal membandingkan dengan anak yang lain dan berburuk sangka pada anak sebelum mendengarkan penjelasan darinya, serta berteriak bukanlah cara mendisiplinkan yang baik. 

Anak tidak akan merasa dihargai ketika berkomunikasi atau meminta sesuatu dengan teriakan. Saat melarang atau ingin berbicara pada anak,MAKA perlu mendekatinya dengan suara lebih tenang, NAMUN itu tak terjadi pada diri Duryodana.

Duryodana, dia merupakan putra sulung pasangan Dretarastra dan Dewi Gandari, karakternya berkembang liar tak terkendali, sebab tak ada yang mampu mengendalikannya, dia dibiarkankan berkembang sesuai dengan asrat dirinya, iri dan dengki menjadi hiasan hatinya. benar kata pepatah, "If you want children to keep their feet on the ground, put some responsibility on their shoulders (Jika kamu ingin anak-anak kakinya tetap menapak di bumi, berikan beberapa tanggung jawab di pundak mereka)

Dirunut ke belakang pada masa awal kehamilan Dewi Gandari, dia merasa cemburu akan kehamilan Kunti yang lebih dahulu. Kecemburuan dan iri hati itu, ternyata memuluskan roh Iblis Kali memasuki janin dalam kandungannya, jadi Duryodana yang keras kepala, dan berhati buruk kepada guru dan para tetua, saudara sebangsa Kuru. Ini akibat saat ibu hamil memiliki suasana hati yang buruk.

Ditambah lagi, dalam asuhan Guru Drona, anak ini dibiarkan tumbuh sekehendak hatinya, sebab Drona sudah terperangkap, pada pilih kasih dan keberanian hilang diterpa sinar metahari dan angin puting beliung jabatan. Hatinya sudah terbelenggu stigma, bila berani menyalahkan anak-anak raja Drestarasta maka , dapurnya berhenti mengepul. Hatinya telah digadaikan pada 'uang dan misi balas dendam pada prabu Drupada, teman sekolahnya yang menyakitinya. Lalu dia bukan lagi menebarkan kebajikan untuk mengubah hati anak manusia yang didiknya, namun hanya ingin mendapatkan materi.

Widura sebagai supervisor kerajaan, mendatangi Gurukulam tempat sekolah para ksatria Kuru di didik, diskusi Widura dengan Durodana pun terjadi.

Inilah pesan Widura yang selalu tak pernah dituruti oleh Duryodana, "Duryodana, perlu engkau ketahui bahwa meskipun seseorang selalu menang dalam pertempuran, selalu mengalahkan musuh-musuhnya, jika ia tetap terkungkung dalam watak pemarahnya dan sering mengumbar amarahnya pada orang lain, mereka akan selalu kedatangan musuh-musuh baru; sedangkan bagi yang mampu mengekang nafsu amarahnya, tidak akan pernah ada musuh dalam hidupnya.

Duryodana tersenyum kecut, akau memiliki keinginan, manakala keinginn tak terpnuhi, maka kemarahan menjadi ciri utamaku, aku dilahirkan untuk marah, dan, aku memiliki cara bagaimana menyalurkan kemarahanku Minuman keras adalah salah satu cara ku.

Widura berkata lagi, "Minuman keras hanya diijinkan bagi orang yang benar-benar telah mampu menguasai indra-indranya, sedangkan bagi orang yang belum mampu untuk menguasai indranya, minuman seperti ini dilarang untuk di konsumsi.

Kemarahan hendaknya engkau minum, engkau kuasai dan engkau tundukkan, hingga dari itu kesabaran hati pasti engkau dapatkan. Seseorang yang berpikir bahwa mahluk-mahluk di semesta ini adalah bagian dari dirinya, yang perpikir bahwa orang lain adalah juga dirinya, mereka yang seperti ini tidak akan perah menjadi manusia egois, mereka menjadi kasih terhadap sekalian semesta raya; hanya orang seperti ini sajalah yang mampu memperoleh kesenangan dan kepuasan yang hakiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun