Saya adalah salah seorang yang   jarang-jarang minum kopi, pas ada ya boleh, tidak  ada juga tidak apa-apa. Kalau  pas tugas harus begadang,  saya harus kena doping kopi, sehingga mata tetap bersinar dan terasa fresh. Artinya kopi memang dapat berfungsi meningkatkan fungsi otak dan memperbaiki mood serta  menstimulasi timulisasi fungsi saraf dan menambah energi.
Dari ketergantungan minum kopi, saya  memang  berbeda dengan istri, dia  baru bangun wajib minum kopi hitam hasil kebun kopi rakyat Banyuatis Bali.Â
Karena aroma dan cita rasanya berbeda, maknyus katanya, dan tidak  membuat perih di perut. Pertanyaanya adalah, mengapa aroma dan cita rasa kopi bisa berbeda? Tulisan ini ingin mengajak pembaca, menelusuri  untuk menjawab ' apa yang membuat aroma kopi, baik dari segi jenis maupun pengolahannya.
Kopi bagi Indonesia adalah komoditas yang penting, Indonesia paling tidak  menduduki ranking ketiga Brazil dan vietnam, Ada dua jenis kian opi yang populer di Indonesia , yaitu kopi arabika dan robusta. Kopi  d Indonesia perlu mendapat perhatian, paling tidak bagi para peneliti, serta  kaula muda. Bagi peneliti  bekerja keras untuk mengungkap lebih banyak meneliti pada aspek  pengolahan kopi, sehingga menghasilkan kopi  yang berkualitas. Kaula muda dapat berperan untuk melirik bidang  perkebunan kopi memiliki prospek yang menjanjikan.
Salah satu kualitas kopi adalah dari aroma kopi yang dihasilkannya.  Penelitian  secara ilmiah tentang aroma dan cita rasa kopi sudah lebih dari 90 tahun dilakukan.  Aroma kopi merupakan manifestasi senyawa volatil (mudah menguap) pada kopi dan sampai saat ini sudah tidak kurang dari 1000 jenis senyawa volatil ditemukan. Apa saja jenis senyawa volatile itu?
Penelitian yang dilakukan oleh de Melo Pereira, dkk. (2018).  telah  melaporkan  beberapa golongan senyawa volatil  pada kopi,  antara lain : senyawa sulfur, pirazin, piridin, oxazol, pyrroles, furan, aldehida, alkohol rantai panjang , keton, ester, dan fenol.na  Sebagian besar senyawa --senyawa tersebut, dihasilkan  oleh reaksi kimia  karena pengaruh suhu (thermal reactions ) yang terjadi selama pemanggangan  (roasting) dan penyeduhan kopi (brewing).
Selain kedua hal diatas ,  aroma kopi juga tergantung pada jenis  biji kopi, serta perlakuan pascapanen. Namun pengaruh genotipe, metode penanaman, dan perlakuan pascapanen (panen, depulping, pengeringan, dan penyimpanan) pada kualitas kopi masih  terus diteliti saat ini.
Ditinjau  tumbuhannya, tanaman  kopi termasuk  genus Coffea, dengan 103 lebih  spesies termasuk  semak pada lingkungan tropis (Ferro et al., 2015).  Pohon kopi secara komersial dibudidayakan di seluruh wilayah geografis antara garis lintang 30 U dan 30 S, diketahui sebagai "sabuk kopi."Â
Brasil adalah salah satu produsen kopi terkemuka, memasok sekitar a sepertiga dari total produksi dunia, diikuti oleh Vietnam, Indonesia, Kolombia, India, Peru, Honduras, Ethiopia, Guatemala, Meksiko, dan 60 negara lainnya. 2017).Â
Total produksi biji kopi di seluruh dunia melebihi 9 juta ton pada tahun 2015--pangkas 2016, dengan omset mendekati US $ 21 miliar. Itu adalah salah satu yang paling memperdagangkan dan mengkonsumsi produk pertanian di seluruh dunia, terkadang hanya dilampaui oleh minyak bumi.Â
Buah kopi terdiri dari kulit berwarna oranye-merah hingga merah tua,  saat masak, bagian warna ini  disebut exocarp, dan  seperti  bubur kuning-putih berdaging dan mengandung lendir disebut mesocarp, dan kuning polos perkamen (endocarp) dan kulit perak (integumen) yang mengelilingi biji (endosperma)Â