Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lentera Perpisahan

3 Juni 2018   10:29 Diperbarui: 3 Juni 2018   10:50 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Prabu Sentanu,  mengangguk, dengan hati perih, mendidik anak semata wayang bukanlah perkara mudah. Dalam keterdiaman itu, Dewi Gangga memberikan nasehat lagi" Raja Sentanu yang gagah, dirimu harus menyadari bahwa Anak-anak pun merasa lebih nyaman.

Tetap merasa dicintai dan diprioritaskan. Jadi punya dua rumah dan dua keluarga baru. Dan selamanya selalu akan ada bekas istri atau bekas suami, tapi tidak ada bekas anak. Ini yang terpenting,  kalau tidak sekarang berpisah, nanti alam yang akan memisahkan kita, karena kita lahir sendiri dan mati pun sendiri, kita membawa karma masing-masing dengan tugas hidup kita masing, emikianlah nasehat Dewi Gangga.

Paduka  perlu ketahui, hidup tidak harus berhenti disini, apapun yang kita putuskan, matahari tetap bersinar esok hari, laut terus memproduksi gelombangnya yang menderu memecah karang-karang pantai, angin akan selalu berdesau dari arah matahari terbit.

Tak ada yang berubah tentang sifat alam, apalah arti kita berdua dalam sketas semesta yang maha luas ini, namun jika semua karya kita serahkan padaNya, tangan Tuhan bekerja untuk kita, dan misterinya sulit diketahui oleh orang kebanyakkan.  

Dewi Gangga menambahkan "Proses perpisahan ini memang tidak menyenangkan, bahkan menyakitkan. Tapi saat keputusan  sudah diambil dengan hati dan pikiran yang jernih, dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan dan saran yang masuk, ya sudah jalani saja. Tutup buku, dan bersiap memulai lembaran yang baru.Kalau kita tidak berpisah sekarang nanti pasti kita berpisah. Siap-siap menjadi janda dan menjadi duda karena alam ini tidak untuk hidup yang abadi.  Raja Sentanu mengangguk dan mulai paham.

Cintaku padamu sangat tinggi, hatiku hanya berpendar seperti cinta sejati Dewa Kamajaya dengan Dewi  Semara Ratih. Kata Prabu Sentanu,  Dewi Gangga berkata dengan tersenyum indah"Cinta sejati tidak harus berarti menyatu, terkadang cinta sejati itu terpisah namun tak ada yang berubah. Tanda kedewasaan adalah ketika seseorang menyakitimu dan kamu mencoba memahami situasi mereka daripada balik menyakiti mereka. Temukanlah cinta dengan hati bukan dengan mata. Seseorang yang benar-benar mencintaimu takkan pernah membuatmu pergi seberat apapun situasinya. Oh... Dewi, Betapa luhur hatimu, kata Prabu Sentanu

Dewi Gangga  berkata lagi, Paduka, Menjadi duda ataupun janda itu bukan musibah. Bukan hal yang hina. Lebih hina orang-orang berkedok agamis yang fasih melafalkan ayat-ayat dari kitab suci namun ternyata dibelakangnya melakukan hal yang bertentangan. Jauh lebih nista orang yang menunjuk dengan jari telunjuknya ke wajah sesama, tapi lupa empat jari tangan lainnya berbalik menunjuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, pesanku, Tangis adalah pintu pelepasan bagi sesuatu yang tak layak disimpan. Dan Raja sentanu berkata lirih" Aku tahu hatiku tak akan pernah sama. Tapi aku mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa aku baik baik saja. Aku tahu, seorang laki laki harusnya tidak menangis. Tapi aku tak bisa menahan air mata ini.  Ya, Paduka, kesempatan untuk menemukan kekuatan yang lebih baik dalam dirimu muncul ketika hidup terlihat sangat menantang. Anda tidak bisa pergi dari tanggungjawab esok hari dengan menghindarinya hari ini, itulah lentera perpisahan kita. (Singaraja,  3 juni  2018)*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun