19 November 2024 - Â Dalam upaya mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 4 tentang akses pendidikan berkualitas dan inklusi. Mahasiswi HKN FIS UM bernama Inviona Ratu Imayuri bersama Anisa Bella Nurainin, Imroatul Mufidah, Wilda Amalia Putri melakukan penelitian implementasi program pendidikan inklusi di SMPN 2 Malang melalui wawancara pada ibu Putri Laras Trisnawati selaku koordinator SIMBA ASIA di SMPN 2 Malang.
Dosen  Pembimbing : Prof. Dr. Sri Untari, M.Si.
Berbicara tentang program pendidikan inklusi ini selalu menarik untuk didiskusikan. Di Indonesia, pemerintah telah memikirkan dan membuat kebijakan untuk memberikan layanan terbaik untuk para siswa berkebutuhan khusus.
Mengapa demikian? Â Pendidikan inklusi adalah suatu sistem layanan penyelenggaraan pendidikan yang terbuka bagi siswa dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda. Tujuan dari adanya program penddikan inklusi ini untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, adil, dan bermanfaat bagi semua siswa tanpa terkecuali (termasuk anak berkebutuhan khusus).
SMPN 2 Malang adalah salah satu sekolah yang telah berhasil mengimplementasikan program pendidikan inklusi. Melalui program pendidikan inklusi, sekolah menciptakan inovasi SIMBA ASIA (Sinau Mandiri Bersama Anak Satwimaba Istimewa) yang lahir dari komitmen sekolah dalam memberikan pendidikan yang berkualitas bagi semua siswa. Adanya program SIMBA ASIA ini telah memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan prestasi belajar dan percaya diri siswa berkebutuhan khusus.Â
Munculnya program SIMBA ASIA di SMPN 2 Malang merupakan respon dari adanya temuan di lapangan yang menunjukkan bahwa terdapat beberapa siswa yang mengalami gangguan belajar spesifik, seperti membaca, menulis, dan berhitung. Program SIMBA ASIA tidak hanya bermanfaat bagi siswa berkebutuhan khusus, tetapi bagi seluruh komunitas sekolah. Dalam pelaksanan program ini terdapat teman sebaya yang bernama tim SAHABAT SISWA yang membantu  mendampingi siswa berkebuhan khusus dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan sekolah.Â
Dalam penerapan program pendidikan inklusi SIMBA ASIA, terdapat beberapa tantangan seperti keterbatasan tenaga pengajar maupun fasilitas. Selain itu, masih terdapat beberapa guru yang masih membutuhkan pemahaman tentang anak berkebutuhan khusus. Akan tetapi tantangan tersebut masih bisa diatasi dengan adanya pelatihan atau workhsop guru dan penyediaan fasiltas dari pemerintah. Selain itu, dalam implementasi program ini sekolah juga melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran untuk memberikan dukungan tambahan pada siswa.
Keberhasilan sekolah dalam mengimplementasikan program pendidikan inklusif  dapat menunjukkan bahwa dengan adanya komitmen dan kerja sama yang baik, program pendidikan inklusi ini dapat menjadi kenyataan dan berjalan dengan lancar.
