Model diskon dividen multi periode: Model ini merupakan kelanjutan dari model diskon dividen satu periode, di mana investor mengharapkan untuk memegang saham selama beberapa waktu tertentu. Masalah utama dengan model ini adalah bahwa investor harus memperkirakan pembayaran dividen untuk beberapa waktu tertentu.
Investor dalam DDM multi-periode diharapkan untuk menahan saham yang mereka beli selama beberapa periode waktu.
Akibatnya, arus kas masa depan yang diharapkan akan terdiri dari jumlah pembayaran dividen dan harga jual saham yang diperkirakan pada akhir periode holding. Nilai intrinsik saham dapat dihitung dengan memperkirakan jumlah pembayaran dividen yang diharapkan dan harga jual, kemudian nilai ini didiskontokan.
Model diskon dividen multi-periode memiliki rumus matematika berikut:
Model ini mengambil profil arus kas masa depan dan metode matematika untuk menilai saham, meminimalkan unsur subjektivitasnya.
Perusahaan terkesan sudah matang: penggunaan teknik ini menunjukkan bahwa perusahaan telah matang dan tidak mengalami banyak perubahan dalam pertumbuhan atau pendapatan.
Konsisten: Perusahaan cenderung melakukan pembayaran dividen secara berkala agar sesuai dengan tujuan utama perusahaan.
Kelemahan model dividend discount adalah sebagai berikut: hanya dapat digunakan pada perusahaan yang sudah matang: model ini hanya dapat menilai perusahaan yang sudah matang, tidak dapat digunakan pada startup atau bisnis yang sedang berkembang.
Mungkin metode ini kedengaran sulit ya sobat investkuy :) tapi tidak usah kawatir karena dengan mencoba terus belajar dan berlatih maka metode yang terlihat sulit , maka seiring waktu akan terlihat lebih mudah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H