Mohon tunggu...
Inung Kurnia
Inung Kurnia Mohon Tunggu... Penulis - Gemar berbagi kebaikan melalui tulisan

Ibu dari Key dan Rindang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah yang Dirindukan

26 Mei 2023   19:30 Diperbarui: 26 Mei 2023   19:34 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua siswa SD Tumbuh 4 bermain bersama anak kambing di sekolah (ist/dokrayyan)

Di sekolah ini, anak-anak bisa bermain dengan kambing, kelinci, juga ayam. Mereka bisa menyambangi kandang, memberikan makan, atau bahkan berhitung telur ayam. Mereka juga bisa menghabiskan paginya sebelum kelas dibuka dengan main ayunan, berlari-lari di lapangan, sepak bola dan main tangga tali. Sekolah sudah menjadi rumah kedua bagi mereka.

***

Ini untuk kedua kalinya saya datang ke Sekolah Tumbuh di bilangan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Pertama kali saya datang tahun 2018 sudah terpesona dengan model pembelajaran di sekolah yang membuka jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA ini. Pun ketika saya kembali menyambangi pada akhir 2022, mengantar keponakan saya, Rayyan Luthfie Ahmad, siswa kelas V. Saya tidak mendapati perubahan dengan keramahan lingkungan sekolah. Saya masih bisa menikmati cerianya anak-anak bermain ayunan, sepak bola dan bergelayutan di tangga besi.

Mereka bukan sedang tidak belajar. Justeru itulah proses pembelajaran sedang berlangsung. Guru yang baru datang, segera menghampiri anak-anak yang sedang bermain bola. Menyapa siswa, lalu ikut menendang bola sesekali.

Siswa SD Tumbuh 4 membuat alat peraga tata surya (ist/dokrayyan)
Siswa SD Tumbuh 4 membuat alat peraga tata surya (ist/dokrayyan)
Bel tanda dibukanya ruang kelas memang belum berdentang. Tetapi proses pembelajaran sesungguhnya sudah berlangsung. Bermain bola adalah belajar, bermain dengan teman adalah belajar, memberikan makan kambing, ayam atau kelinci juga merupakan proses belajar.

Ruang kelas memberikan pelajaran dalam dimensi berbeda. Membiasakan membaca buku, menulis dan berdiskusi kecil. Mengajari anak berani tampil di depan kelas, mengajari anak berani mengungkapkan pendapatnya. Mengajari anak untuk bisa bekerjasama.

Jangan tanyakan apakah anak dibebani buku-buku teks yang memenuhi tas sekolahnya. Jangan tanya pula soal jadwal pelajaran karena gambaran program sepekan ke depan, akan dikirim wali kelas di group whatsapp orang tua siswa setiap Jumat siang.

Sejak awal, sekolah ini memberlakukan pembelajaran berbasis proyek. Sehingga setiap materi pembelajaran, disusun dan didiskusikan oleh anak bersama kelompoknya dalam bimbingan guru.

Belajar tentang tata surya misalnya, anak didorong untuk memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya sebagai media ilustrasi. Belajar tentang obat herbal, maka anak akan diajak untuk membuat proyek minuman herbal.

Pun ketika anak belajar tentang mahluk hidup. Anak diminta untuk melakukan pengamatan lalu mempresentasikan bagaimana mahluk hidup yang dipilih sebagai proyeknya bertahan hidup, berkembang biak dan seluk beluk kehidupan lainnya.

Uniknya, setiap selesai pembahasan satu tema, orang tua diundang datang ke kelas guna menyaksikan presentasi dari anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun