Biasanya saya menyediakan suplemen kesehatan berupa tablet atau sirup vitamin untuk menjaga agar anak tetap bugar selama berpuasa Ramadhan. Suplemen ini penting untuk mencukupi kebutuhan gizi selama anak berpuasa mengingat waktunya yang cukup lama, satu bulan penuh. Sebab bagaimana pun konsumsi yang terbatas waktunya hanya malam saja, sering membuat para ibu khawatir akan asupan gizi pada anak. Termasuk saya pastinya.
Tetapi puasa tahun ini, saya tidak lagi menyediakan botol-botol vitamin atau sirup penambah darah di meja makan. Saya menggantinya dengan madu. Ya, sebagai ganti suplemen vitamin saya memberikan anak madu secara rutin terutama saat sahur.
Untuk menyediakan madu yang berkualitas, saya harus berburu langsung ke peternaknya. Saya harus memastikan bahwa madu yang saya beli benar-benar 100 persen madu murni tanpa campuran. Mahal memang harganya, tetapi saya jauh lebih tenang dibanding menyodorkan suplemen kesehatan semacam tablet atau sirup vitamin pada anak.
Meski manis sedikit asam (saya pakai madu klanceng), awalnya saya kesulitan memberikan madu pada anak. Mungkin karena sediaan madu yang kental, membuat anak-anak tidak begitu menyukainya. Apalagi kalau harus mengonsumsi satu sendok makan sekaligus.
Saya pun mencampur madu dengan air hangat suam-suam kuku. Biasanya, seperempat gelas saya campur dengan satu sendok makan madu murni. Hasilnya, dengan sediaan yang lebih encer, anak pun dengan suka rela meminumnya.
Saya bersyukur, memasuki hari ke-11 bulan Ramadhan, si kecil yang sudah rutin pembelajaran tatap muka (PTM), dapat menjalankan puasanya tanpa keluhan rasa lapar. Ia juga bisa menjalankan aktivitas hariannya dengan baik, tanpa harus bolak-balik tidur untuk melupakan rasa laparnya.
Mengapa madu akhirnya jadi pilihan untuk menemani si kecil berpuasa Ramadhan? Madu adalah zat yang memiliki kesitimewaan menurut Al Qur'an. terdapat surat khusus untuk membicarakan tentang lebah, binatang yang menghasilkan madu. Surat itu adalah surat An-Nahl yang merupakan surat ke-16 dalam Alquran yang terdiri dari 128 ayat dan tergolong surat Makkiyah. An-Nahl dalam bahasa Arab berarti lebah.
Surat An-Nahl ayat 69 yang artinya: "Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan."
Dikutip dari berbagai sumber, madu memiliki banyak manfaat, antara lain pertama, mencegah berbagai penyakit. Dalam hadist yang diriwayatkan HR Bukhari disebutkan bahwa "Kesembuhan dari penyakit itu dengan melakukan tiga hal: berbekam, minum madu, dan dibakar dengan besi panas. Tetapi aku melarang umatku membakar dengan besi panas itu."
Beberapa penyakit bisa dicegah dengan mengonsumsi madu secara rutin, salah satunya adalah penyakit kanker dan juga penyakit jantung.