Temanku, seorang perempuan pekerja lepas di sebuah kantor konsultan, nyaris tak pernah meninggalkan rumah selama lebih dari 15 tahun.Â
Ia memilih mengerjakan pekerjaan kantornya dari rumah. Kalaupun keluar, hanya sebentar, terutama saat anak-anak sekolah dan suami bekerja.
Ketika anak dan suami sudah di rumah, si teman ini pasti menolak jika ada orderan harus keluar rumah.Â
Saya bilang dia perempuan hebat. Di tengah banyaknya perempuan ingin berkarier full di luar rumah, ingin berkantor, si temanku memilih menjadi ibu rumah tangga.Â
Padahal dari segi apapun dia sangat memenuhi syarat untuk menjadi seorang perempuan karier. Pendidikan, ketrampilan kerja, keluwesan bergaul, kepintaran berkomunikasi dan attitude yang luar biasa.
Beberapa instansi diakui si temanku ini sudah menawarinya untuk bergabung. Mulai dari status karyawan biasa sampai levelnya menengah.Â
Tetapi sekali lagi-lagi si kawan memilih jadi freelance, pekerja lepas yang tidak terikat waktu ngantor.
Waktu 15 tahun bertahan tidak keluar kota sekalipun tanpa membawa anak dan suami, adalah waktu yang menurutku sangat lama.Â
Malah aku mikir, ada ya, orang yang sanggup cuma di rumah ngurus anak dan suami, padahal peluang jalan-jalan ke kota lain terbuka lebar. Tetapi itulah temanku.
Dia menempatkan tugasnya sebagai istri bagi suaminya dan ibu bagi anak-anaknya di atas kepentingan pribadinya. Perempuan langka!