Di televisi, ya di SCTV setiap akhir pekan, mataku nanar oleh FTV. Bukan karena ceritanya tentang cinta namun karena latar syutingnya pada sekian puluh episode, memilih sudut dan pelosok Jogja. Gang-gang kecil Kota Gede, emperan Gondomanan, dan simpang empat Kantor Pos Besar.
Tak terhitung kawan dari tlatah seberang kini memilih menetap dan menghidupi geliat kota itu.
Seorang karib dari Surabaya berkata: di sini, waktu seolah berhenti berdetak. Serupa pula dengan sahabat dari Padang yang bersaksi dalam goresan puisi di sampul diktat, "… tanah Minang adalah asal-muasal. Kini Jogja-lah tempatku untuk kembali pulang."
Wajar lah jika di kaca belakangn mobil-mobil tertempel stiker: Home sweet home as Jogja :)
Oya, kau tahu Ahmad Dhani? Pentolan Dewa itu pun memilih bermarkas di sini untuk Ahmad Dhani School of Rock-nya. Bukan Bandung selaku kiblat pop ataupun Surabaya tempat Dewa 19 tumbuh. Tidak juga Jakarta. 60 kursi pun sudah penuh terisi.
***
Dan, akhirnya di mulut gerbang Senayan aku tergagap oleh silau lampu hijau. Pupus sudah pusaran rindu barang sekejap.
Kawan, jika di Jogja jejakku tertambat, di kota mana biduk kenanganmu bersandar?
Salam akhir pekan! Blogging with smile.. :)
http://halamansamping.blogspot.com/2010/07/jogja-yang-tak-habis-habis.html
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI