Mohon tunggu...
Nurhayati Inung Zamzani
Nurhayati Inung Zamzani Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membaca yang Tersirat dan Tersurat...

2 Januari 2014   12:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:14 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini memasuki tahun politik 2014, kita dihadapkan pada sajian-sajian berita baik di media koran, elektronik seperti televisi maupun berita social media yang muatan-muatannya seolah berlomba menyajikan berita yang tidak cuma adu cepat tapi juga adu misi dan tendensi. Baik oleh yang berkepentingan maupun pemilik media tersebut.

Adalah akun trio anonim, yang belum lama diundang bertemu pak seskab, meski pemilik akun anonim tersebut tidak berani muncul, dan hanya diwakili oleh kuasa hukum lisan-nya ( kuasa hukum lisan nih apa yah ?) tapi tulisan-tulisan nya di twitter isinya banyak yang menyerang Dahlan Iskan, peserta Konvensi Capres Demokrat.. apa aja isinya, saya rasa semua sudah tahu karena memang meski tulisan berganti-ganti judul tapi isinya hanya kaset yang di-putar ulang, itu-itu saja isi tulisan-nya, sekitar isyu korupsi yang kalau dimintai data, si trio ngga bisa kasih!

Membaca apa yang tersirat dan tersurat dari tulisan akun anonim ini, kok rasanya tidak berlebihan kalau kita punya self editing sendiri,punya penilaian sendiri, punya terawangan sendiri, punya tabayun sendiri, punya cover both side sendiri dst dll kecuali kalau kita mau-mau saja menelan mentah-mentah apa omongan si macan.

Apa yang bisa kita simpulkan setelah membaca 'apa yang tersirat dan tersurat'dari tulisan si trio? Kalau self editing saya, tabayun-nya saya kok ada beberapa kesimpulan yah:

1. Kemungkinan menulis karena memenuhi pesanan. maju tak benar membela yang bayar gitu deh.. ;) apa artinya kalau menyerang pak Dahlan, berarti pak Dahlan adalah capres yang diperhitungkan yeaa ;)

2. kemungkinan menulis karena 'dendam pribadi', kali aja pak Dahlan pernah menolak permintaan salahsatu personil trio yah, jadinya ada dendam dan sakit hati gitu deh..

3. kemungkinan menulis karena 'pemerasan'

4. dst

mengapa bisa ada kemungkinan nomer 3? ya karena biasanya kalau kita minta sesuatu tidak dikasih kan kita bisa saja legowo dan menerima tapi bisa saja lalu melampiaskan dengan cara-cara yang menekan, karena memang itu pekerjaan kita mungkin karena itulah penghidupan kita, cari duit dari kemampuan  menulis.  dan harapan-nya ya lantas supaya dikasih! 'eh kalau bapak ngga mau kasih, awas aja ya, saya punya cara untuk menyerang bapak" kira-kira begitulah..

Terlebih jika dari nulis saja bisa 'sekali menulis dua tujuan terlampaui' kan lumayan bro, dapet dari si pemesan sekaligus dapat dari yang kita peras! asyikk gampang nian cari duit yah.. :( Tapi tentu ini bagi yang menghalalkan segala cara ya, sedang bagi yang masih 'bersih' tentu menulispun juga sesuai kebenaran dan dengan hati, bukan menebar fitnah demi 'sesuatu'.

Dan ngga tanggung-tanggung di akhir tulisan si trio ada yang bunyinya kalau ngga salah begini : kami berjuang demi jihad menegakkan kebenaran ( wuihh mantab ya, bawa nama perjuangan jihad ). Untuk hal sampai berani membawa kata-kata jihad  ini yaahhh  kita hanya bisa menyerahkan sepenuhnya pada sunnatullahNYA..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun