Mohon tunggu...
Rifaa Intishar
Rifaa Intishar Mohon Tunggu... Guru - STAI Al-HAMIDIYAH JAKARTA

Seorang penggemar Akiyoshi Rikako, Joko Anwar, dan Jeon Soyeon yang sedang mengasah skill menulis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ini yang Perlu Kamu Ketahui tentang Quarter Life Crisis

3 Januari 2023   20:30 Diperbarui: 15 Mei 2024   11:14 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apakah kamu pernah merasa terjebak dalam rutinitas dan terkadang merasa frustasi tanpa sebab? Atau malah sedang mengalaminya? Mungkin saja saat ini kamu berada dalam fase yang disebut quarter life crisis.

Sesuai dengan namanya, dikutip dari buku Quarter-Life Crisis karangan Robbins dan Wilner, fase ini terjadi pada dewasa muda usia 18 sampai 29 tahun. Krisis terjadi ketika seorang individu merasa ragu dan tidak percaya diri mengenai karir, finansial, dan hal lainnya meskipun mungkin kehidupannya berjalan normal atau bahkan lebih baik dari kehidupan orang lain. 

Quarter Life Crisis bisa terjadi tanpa pemicu apapun. Akan tetapi, pada kebanyakan orang, fase ini terjadi ketika terdapat perbedaan yang cukup jauh antara ekspektasi dengan realita dalam pencapaian hidupnya. Akibatnya adalah orang yang berada dalam fase ini seolah kekurangan motivasi dalam rutinitas sehari-hari tetapi enggan merubah keadaan tersebut karena takut akan kegagalan dan juga pandangan orang lain. Mereka akan merasa bimbang dan terkadang banyak mengalami kekecewaan. Pada akhirnya, mereka hilang arah mengenai masa depan dan tujuan hidupnya.

Ciri-ciri orang yang sedang mengalami masa quarter life crisis yaitu selalu merasa kehidupan orang lain lebih baik dari hidupnya sendiri, seringkali membandingkan diri dengan teman seusianya, berandai-andai tentang keputusan yang telah lalu, merasa cemas akan masa depan, dan rentan terkena depresi.

Namun, jangan khawatir. Faktanya, quarter life crisis ini merupakan hal yang sangat wajar terjadi. The guardian menyatakan dalam sebuah penelitian bahwa 86% orang usia 20-30 tahun mengalami fase ini. Bahkan, psikolog berpendapat bahwa masa ini berdampak positif dan merupakan bagian dari perjalanan hidup. Ibarat proses ulat menjadi kupu-kupu, fase ini merupakan kesempatan untuk mendewasakan diri dan menyesuaikan diri dengan masyarakat.  Jika tidak mengalami fase ini, maka kamu tidak akan pernah menganalisis, mengintrospeksi diri, ataupun mengevaluasi diri yang menyebabkan kamu stuck pada satu tempat dan tidak berprogres. 

Hadapi. Jalani. Terimalah bahwa kamu yang ada saat ini tidak akan ada tanpa adanya kamu di masa lalu. Buang pikiran negatif, berhenti mencari alasan, sudahi keluhan yang kamu lontarkan. Jangan pernah salahkan keadaan. 

Jadilah versi terbaik dari diri kamu. Good luck! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun