Beberapa waktu yang lalu perjalanan saya sampailah kepelosok desa nan jauh dan itu masih bagian dari wilayah bangsa kita tercinta. Saya sempat tercengang, ya bagaimana tidak, hampir lebih separuh penghuni desa tersebut nyatanya bables tak bisa menggunakan bahasa indonesia.
Untungnya ada beberapa perangkat desa yang sempat saya jumpai memandu, menjelaskan kepada para masyarakat maksud tujuan saya ke desa tersebut. Sebagai seorang mahasiswa yang konsen di bidang pendidikan, kedatangan saya bermaksud ingin melakukan penelitian tentang sejauh mana kecintaan masyarakat terhadap bahasanya sendiri, yaitu bahasa indonesia. Benarkah mereka sudah menggunakan bahasa indonesia sesuai dengan aturan aturan yang telah ditetapkan? Mulanya saya sebanrnya enggan mengadakan penelitian ini. Saya berpikir, ya masak orang indonesia tidak bisa bahasa indonesia, jadi apanya yang mau diteliti.
Tapi, masya-Allah diluar dugaan saya, nyatanya benar mereka mameng tidak bisa berbahasa indonesia. Kini satu masalah muncul pada saya. Artinya, bagaimana saya bisa melakukan penelitian, toh yang mau saya teliti pada kenyataannya tidak bisa berbahasa indonesia.
Saya tanya pada salah seorang diantara mereka melalui pemandu dari desa yang saya sewah;
“Apa ia tahu indonesia itu apa?”, apa jawabnya, benar-benar membuat saya sangat prihatin sekali. Jawaban orang yang saya tanya itu sekali lagi diluar nalar terkaan saya.
“saya tidak tau apa itu indonesia”.
Subhanallah, orang Indonesia, lahir dan besar ditanah Indonesia, tapi kenapa tidak tahu Indonesia.
Sempat juga terpikir dalam benak saya, sampai separah inikah masyarakat bangsa ini yang katanya bangsa kaya. Lantas apa hasil dari pendidikan yang kita lakukan kepada masyarakat selama ini. Padahal katanya sudah kita sepakati bahwa yang dikatakan pendidikan itu adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara.~ UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.
Saya benar benar penasaran dengan kenyataan yang saya lihat tersebut, kemudian saya tanya lagi, “Apa di desa ini ada sekolahan?”, mereka jawab ada, tapi hanya tingkat sekolah Dasar. Lagi pula kata mereka memang dengan sekolah apakah yang bisa didapat dari sekolah. Saat itu saya benar-benar seperti ikut-ikutan bodoh juga. Saya kesal, marah semua berbaur menjadi satu.
Yang saya tak habis pikir, sebenarnya apa yang sudah dilakukan oleh para pelaku pendidikan kita di bangsa ini?masak orang indonesia tidak bisa bahasa indonesia, lebih parah lagi. tidak tahu indonesia itu apa.
