Belakangan ini, marak terjadi kasus Mental Illness atau gangguan kesehatan jiwa yang dapat berupa stress hingga depresi. Permasalahan ini dapat membahayakan penderita bila tidak ditangani dengan benar.
Seperti pengakuan dari Karin Novilda, yang biasa dikenal dengan Awkarin terhadap Mental Illness yang pernah dialaminya.
"Aku takut akan kehilangan sesuatu, mungkin seseorang. Nggak harus pacar, mungkin sahabat, termasuk keluarga atau siapapun itu. Pokoknya intinya, aku takut kehilangan akan sesuatu, situasi, momen, dan intinya adalah aku takut kehilangan apa yang telah aku punya. Aku juga takut tergantikan, aku juga takut gak jadi yang terbaik untuk seseorang," pungkasnya, dari kutipan suara.com
World Health Organization (WHO) menetapkan bunuh diri sebagai masalah kesehatan masyarakat global. "Meskipun ada penurunan, namun tetap masih ada satu orang yang meninggal setiap 40 detik karena bunuh diri.
Setiap kematian adalah tragedi bagi keluarga, teman, dan kolega. Namun bunuh diri bisa dicegah," ungkap Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku Direktur Jenderal WHO, dikutip dari who.int
Karena kasus-kasus tersebut, lahirlah IMAJI atau Inti Mata Jiwa. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini didirikan di Gunung Kidul, Yogyakarta pada 18 Maret 2017 yang berorientasi pada penanggulangan dan peningkatan kesehatan jiwa masyarakat, serta secara khusus memfokuskan diri dalam usaha pencegahan bunuh diri.
IMAJI saat ini memfokuskan pelayanan di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Mengingat Gunung Kidul menjadi salah satu daerah di Indonesia yang memiliki tingkat bunuh diri yang cukup tinggi.
Hingga pertengahan tahun 2019 saja, tercatat 19 kejadian bunuh diri yang dilaporkan terjadi di GunungKidul. Mengutip dari BBC, Sigit Wage Dhaksinaga dari Inti Mata Jiwa, mengungkapkan bahwa pada realitasnya gangguan jiwa belum dapat teratasi dengan baik.
IMAJI juga memberikan pembekalan pengetahuan dan konseling bagi mereka yang merasa mempunyai gangguan kesehatan mental dan memberikan sosialisasi mengenai pencegahan bunuh diri.
Upaya tersebut ditunjukkan dalam beberapa kesempatan, seperti melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah dan kepolisian dalam melaksanakan suatu kegiatan sosialisasi. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat lebih peduli dan sadar bahwa kesehatan mental bukanlah hal yang patut disepelekan.
