"Kerajaanku lah yang terkuat". "Tidak kerajaanku lah yang paling kuat, kekuatanmu tidak ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan kekuatan pasukan kerajaan ku yang jumlahnya 300.000 tigakali lipat lebih banyak dari pasukanmu yang jumlahnya hanya 100.000 pasukan."tidak, tetap kerajaanku lah yang terkuat."
terlihat dua orang raja dari kerajaan Amarta dan Legacy saling beradu argumen bahwa kerajaan miliknyalah yang terkuat, Raja Amarta dengan 300.000 pasukannya terlihat sangat angkuh karena memiliki banyak pasukan. namun Raja Legacy juga tidak mau kalah walaupun hanya memiliki 100.000 pasukan.
Raja Amarta : "Okelah, kalau begitu bagaimana kalau kita buktikan saja siapa yang terkuat dengan cara berperang"
Raja Legacy : "baiklah aku setuju"
Kedua Raja memberikan perintah untuk berperang kepada masing-masing Jendralnya untuk melakukan gencatan senjata di perbatasan.
Jendral kerajaan Legacy pun kebingungan dan mulai berpikir bagaimana cara memenangkan peperangan melawan pasukan yang jumlahnya tigakali lipat dari jumlah pasukan yang dimilikinya. Namun perintah tetaplah sebuah perintah sebagai Jendral yang setia kepada Rajanya ia harus tetap menjunjung tinggi loyalitas dan juga membawa pertanggung jawaban keberhasilan dalam sebuah tugas.
Sampailah masing-masing pasukan di perbatasan antara kedua kerajaan tersebut yang dibatasi oleh sungai besar yang dalam dan memiliki arus yang cukup deras.Pasukan kerajaan Legacy terlihat tidak percaya diri melihat banyaknya jumlah pasukan kerajaan Amarta, namun sang Jendral Lecagy tetap memberikan semangat untuk meyakinkan mental para pasukannya. Kedua belah pihak terlihat kebingungan bagaimana caranya berperang dengan medan sungai seperti ini. disaat seluruh pasukan dari kedua belah pihak kebingungan, Jendral Legacy mendapatkan sebuah ide yang dapat memenangkan pihaknya dari pertempuran tersebut.Â
Sang Jendral Legacy bersama beberapa pengawalnya pergi melewati derasnya arus sungai untuk menemui Jendral Amarta diseberang sungai.
Jendral Legacy  : "Sungai ini menjadi penghambat pasukan kita untuk melakukan pertempuran"
Jendral Amarta  : "Ya saya juga berpikir seperti itu"
Jendral Legacy  : "Bagaimana kalau kita membuat suatu kesepakatan?"