Sudah menjadi rahasia umum jika sebelum Kabupaten Gunungkidul berdiri dulunya pernah terdapat sebuah pemukiman bernama Desa Pongangan yang dipimpin oleh tokoh Ki Surameja. Ia merupakan keturunan R. Dewa Katong yang tak lain merupakan saudara Raja Brawijaya.
Al kisah, saat itu wilayah Gunungkidul masih berupa hutan belantara dan terdapat satu desa yang dihuni beberapa orang pelarian Kerajaan Majapahit. Desa yang dipimpin oleh R. Dewa Katong tersebut bernama Pongangan, letaknya berada sebelah utara kantor Balai Desa Karangmojo saat ini.
Setelah R. Dewa Katong pindah ke Desa Katongan, 10 km di sebelah utara Pongangan, puteranya yang bernama R. Surameja membangun sebuah desa bernama Desa Pongangan yang semakin lama semakin ramai dihuni. Beberapa waktu kemudian, perkembangan penduduk di daerah Pongangan itu didengar oleh Raja Mataram, Sunan Amangkurat Amral yang tinggal di Kartasura. Dia kemudian mengutus senopati Ki Tumenggung Prawiropekso agar membuktikan kebenaran berita tersebut.
Setelah dinyatakan benar, Tumenggung Prawiropekso menasihati dan meminta R. Surameja agar meminta ijin atau bergabung ke Raja Mataram Kartasura. Hal ini karena daerah tersebut dianggap masuk dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram.
Dalam versi ini diceritakan, karena R. Surameja tidak mau, akhirnya terjadilah peperangan yang mengakibatkan R.Surameja tewas. Begitu juga dengan dua anak dan menantunya. Ki Pontjodirjo yang merupakan anak R. Surameja akhirnya menyerahkan diri, kemudian oleh Pangeran Sambernyawa diangkat menjadi Bupati Gunungkidul yang pertama.
Versi yang berbeda diungkapkan Sukiman Siswa Suganda, salah seorang sesepuh sekaligus mantan dalang dari Padukuhan Sanggrahan, Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong. Menurut lelaki yang juga pernah menjadi anggota panitia pelacak Hari Jadi Gunungkidul pada tahun 1985 ini sebelum Desa Karangmojo itu ada, lebih dahulu yang dihuni dan dijadikan pemukiman adalah Desa Pongangan (Balai Desa Karangmojo saat ini ke arah utara). Diceritakan, trah Majapahit memang dianggap menjadi cikal bakal warga desa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H