Asma merupakan salah satu penyakit saluran pernapasan yang semakin sering kita jumpai saat ini. Gejala mulai dari batuk malam hari, sesak napas sampai serangan asma akut yang dapat berujung pada gagal napas serta kematian apabila tidak ditangani dengan baik. Kunci penanganan asma yang baik tidak hanya bergantung kepada obat-obatan, namun juga dengan pengendalian lingkungan yang baik. Hal-hal sederhana inilah yang sering dilupakan, baik oleh pasien dan juga dokter sehingga penanganan asma menjadi tidak optimal. Hari ini kita akan membahas salah satu pencetus asma yang paling sering ditemui, namun sering tidak kita sadari yakni tungau debu rumah.Â
Tungau debu rumah (house dust mites) merupakan hewan kecil yang banyak ditemui di daerah tropik bersuhu hangat dan lembab seperti Indonesia. Ukurannya sangat kecil dan sifatnya yang transparan membuat tungau ini tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Namun demikian tungau ini dapat ditemukan di mana saja, terutama pada tempat tidur, bantal dan sofa yang sering bersentuhan dengan kulit manusia. Tungau ini hidup dengan memakan epitel kulit mati yang kita jatuhkan dan kotorannya mengandung zat iritan yang bisa memicu peradangan dan serangan pada penderita asma.
Apa dampak dari Tungau Debu Rumah?
Kotoran dan partikel dari Tungau debu rumah yang mati dapat masuk ke dalam saluran napas, oleh karena ukurannya yang kecil kotoran ini dapat masuk sampai ke dalam saluran napas terkecil sekalipun. Partikel dan kotoran yang masuk memicu terjadinya reaksi peradangan dan alergi pada saluran napas penderita. Gejala yang timbul bisa mulai dari bersin-bersin pada pagi hari sampai asma yang sulit diobati.
Apa yang dapat dilakukan?
Tungau debu rumah merupakan hewan endemik yang dapat ditemukan di mana saja, oleh karenanya hampir tidak mungkin kita membasmi hewan ini. Namun demikian ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir paparan terhadap kotoran dan partikel hewan ini, diantaranya adalah:
- Hindari kelembaban yang berlebihan di dalam ruangan, pemakaian pendingin ruangan dengan filter debu yang baik dapat membantu menjaga kelembaban kurang dari 50%.
- Hindari perabotan, boneka atau benda-benda lain yang dapat menyimpan debu di dalam kamar tidur. Usahakan kamar tidur mempunyai barang seminimal mungkin sehingga mudah dibersihkan.
- Cuci seprai dan sarung bantal dengan menggunakan air mendidih (100°C) setidaknya seminggu sekali untuk membunuh tungau debu rumah. Seprai dan sarung bantal yang tidak dapat dicuci dengan air dapat dibekukan di freezer semalaman untuk membunuh tungau.
- Hindari penggunaan bahan organik seperti kapuk, wol atau bahan organik lainnya untuk kasur dan bantal, gunakan bahan sintetik yang lebih sulit ditinggali oleh tungau.
- Hindari penggunaan karpet di dalam rumah.
- Bersihkan lantai dengan di pel basah saja tanpa disapu, menyapu terutama dalam keadaan kering akan membuat partikel debu melayang diudara dan memicu terjadinya serangan asma atau rhinitis.
- Gunakan vacuum cleaner yang sesuai untuk penderita alergi, biasanya yang menggunakan filter air dan HEPA, bukan filter kantung biasa karena tipe ini justru akan membuat partikel mikro berterbangan.
- Gunakan masker setiap kali membersihkan ruangan untuk meminimalisir paparan terhadap debu.
Sekian pembahasan kita mengenai hubungan antara tungau debu rumah dan asma serta langkah yang dapat kita lakukan untuk mengatasinya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H