Mohon tunggu...
Pena Peradaban Islam
Pena Peradaban Islam Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam?

16 Maret 2017   23:22 Diperbarui: 17 Maret 2017   20:00 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Islam,,, 

Fanatik (?) 

Rasis (?)

Fundamentalis (?)

Tentu jawabannya tidak.. Saya hanya terlanjur jatuh cinta pada kesempurnaan Islam hanya saja saya mengakui bahwa akhlak saya belum sepenuhnya menunjukkan Islam itu sendiri

Memang tak dapat ditepis fitnah Islam hari ini luar biasa. Hal yang tak perlu diherankan sebab ini adalah akhir zaman.. Fitnah yang paling sering kepada Islam adalah dengan konten teroris.

Karena isu teroris yang sering disematkan dengan Islam, orang (yang termakan pendapat itu) takut mengkaji Islam. Sebab (katanya) yang melakukan teror bom adalah mereka yg justru 'belajar agama'.

Tapi yang saya pahami sejak saya mengenalnya, Islam tdk pernah mengajarkan untuk jadi teroris. Islam juga tidak mengajarkan perang ketika 'Negara Islam' itu sendiri belum ada lagi (saat ini). Perang hanya diperbolehkan jika pada saat itu, ummat muslim yg 'lebih duluan' diperangi & menjadi kewajiban muslim lainnya utk menolong. Perintah Ini ada pada firman Allah SWT di surah Al Hajj. Aturan untuk berperang pun, itu sudah diatur dalam Islam. Tidak boleh membunuh anak-anak, wanita, tidak merusak fasilitas umum, dsb.

 Lalu jika kita lihat ada kasus terorisme, kenapa selalu Islam yang dituduh ? Dan kita sebagai orang (yang mengaku muslim) kenapa tidak teriris jika Islam difitnah? Dan pilu paling menusuk adalah ketika (yang mengaku) muslim, justru berada di kubuh seberang. Saya memang setuju jika dikatakan pelakunya adalah 'muslim' TAPI saya tidak setuju jika dikatakan itu adalah Islam.
"Yang muslim belum tentu Islam karena instalan software kehidupan yg disajikan hari ini adalah produk sekulerisme."

Aqidah Tauhid dan Aqidah Sekulerisme selamanya tidak akan pernah bersatu sampai kapanpun layaknya cahaya dan kegelapan.
Saya tahu kurang banyak yang respect dengan isi tulisan saya yang menyangkut 'pemikiran' ini. Hehe tapi mau diapa lagi, saya tidak rela kalau Islam yang suci mulia nan sempurna ini terus-terus disudutkan, direndahkan, bahkan sampai dihinakan. Apalagi jika itu dilakukan oleh muslim itu sendiri.. Saaakit, bro-sis.

Dan bagi saya, tak mengapa jika orang membenci saya karena pemikiran yang saya emban seperti demikian. Justru menjadi apa-apa jika orang benci saya karena 'akhlak' saya secara 'personal'..Saya cuma takut jika Allah tidak mau menemui saya karena saya diam saat Islam difitnah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun