Mohon tunggu...
Pena Peradaban Islam
Pena Peradaban Islam Mohon Tunggu... Mahasiswi -

Selanjutnya

Tutup

Politik

#IndonesiaMoveUp

17 Maret 2017   01:22 Diperbarui: 17 Maret 2017   10:00 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah 2016 lalu sepertinya tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Problematika yang dialami oleh ummat muslim, hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

Dalam bidang politik, ummat Islam terpecah belah menjadi banyak negara. Baik negara muslim yang minoritas maupun mayoritas, pada umumnya masih terjajah dan tertindas secara fisik maupun non fisik (Aleppo, Rohingya, Yaman, Somalia, Nigeria, Afrika tengah, atau Sudan, Afganistan, Pakistan, Xianjiang Cina, Filipina, Thailand, Indonesia, dsb)

Dalam bidang ekonomi, pengaturan didominansi oleh kapitalisme global sehingga menyebabkan kesenjangan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pembangunan infrastruktur (yg dibiayai asing). Hasilnya? Kemiskinan pun semakin merajalela

Dalam bidang hukum, tidak adanya kepastian hukum dan keadilan (utamanya bagi sang penista alqur'an #MenolakLupa)

Dalam bidang sosial, terjadi kerusakan akhlak dan hancurnya sendi-sendi rumah tangga yang disebabkan oleh hilangnya peran negara sebagai sebagai soko guru ketahanan keluarga

Dalam bidang pendidikan, generasi muda didominasi oleh virus materialistis, hedonis, dan gemar yang praktis-praktis (tanpa filter).

Dalam bidang iptek, dominasi hanya menjadi konsumen

Dalam bidang budaya, individu dengan mudah terseret arus budaya westernisasi seperti fun, food and fashion

Dalam bidang agama, semakin kaburnya pemahaman aqidah dan pemurtadan merajalela

Mengapa yang demikian bisa terjadi? Di mana letak kesalahannya? Pada sistem ataukah pemimpinnya? Atau Keduanya?

Lalu Allah SWT telah menjawabnya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun