Aku melihat diriku dari respon dirimu.
Dari respon yang kau berikan padaku atas perbuatku, disanalah terdapat nilai-nilai, referensi hidup dan keyakinan tentang diriku dari sudut pandangmu.
Dengan respon yang kau berikan padaku, aku semakin menjaga lisan dan perbuatan. Karena aku takut nilai-nilai, referensi hidup dan keyakinanmu terhadap diriku itu bukanlah hal yang kuinginkan dan kuharapkan. Dari hal yang tidak diinginkan dan diharapkan hanya akan menimbulkan interaksi negatif, kemarahan dan pertengkaran, dan pada akhirnya timbul tidak saling percaya.
Oleh karenanya aku selalu berjuang menjadi yang terbaik dimatamu. Semoga kudapati respon darimu terkasih yang relevan dengan perjuangan-kontribusi-derma tentang diriku. Sehingga diriku bisa menanamkan benih-benih rindu akan kehadiranku pada hatimu. Dan tibalah puncak rindu saat menjelang waktunya diriku meninggalkan alam fana ini.
Saat tiba waktu yang dijanjikan... tanganku meraihmu, menggenggam dirimu, kupeluk dirimu... rindu terbayarkan. Aku yang sedang dalam balutan cinta Tuhan Yang Maha Kasih di Alam yang kekal.
Aku berbuat, aku pula yang menuainya, dan dirimu turut serta menikmatinya.
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 11 Oktober 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H