Selamat Siang Sahabat Kompasianer dan Readers!
Hari Pembalasan sudah makin dekat, tanda-tandanya sudah bermunculan. Tapi kelakuan orang-orang yang katanya berilmu makin menjadi-jadi. Mereka menyembunyikan ilmu yang sarat kebermanfaatan daripada dibagikan kepada sesama dengan itikad kemanusiaan, dan mempergunakan ilmu tersebut hanya demi pemuasan materi dan kenikmatan duniawi.
Saya dengan tegas menentang karakter mereka yang demikian. Sekarang karakter-karakter seperti itu masih aman di zaman semrawut ini. Tapi perubahan zaman akan membuat karakter seperti itu merugi serugi-ruginya. Ada masanya seluruh dunia mengecap karakter demikian adalah penyebab dunia ini gelap dipenuhi ketidaktahuan, kebodohan, dan pelbagai masalah melanda.
Hanya orang-orang berduit yang mampu memecahkan permasalahannya dengan jasa orang yang paling berilmu ini. Namun bagi masyarakat yang kurang mampu, hidupnya semakin gelap, karena tidak diberikan kesempatan untuk mendapatkan manfaat bahkan kesembuhan hidupnya dari ilmu yang dimiliki karakter orang berilmu yang senang menyembunyikan ilmunya.
Silahkan saja lanjutkan kelakuanmu itu. Kalau masyarakat semua sudah sadar. Betapa hinanya diri kalian, mempergunakan ilmu bukan untuk kebermanfaatan yang kekal, melainkan demi gemerlapnya dunia, dunia dan dunia!
Saya sudah lihat website kalian, sudah lihat apa yang kalian posting di medsos kalian. Jangan harap kalian bisa menghindari pengawasan Tuhan Yang Maha Melihat, Allah S.W.T Sang Pemilik Ilmu. Allah anugerahkan ilmu pada kalian, namun kalian tidak membagikannya kepada masyarakat yang amat sangat membutuhkan dengan penuh ketulusan tanpa harap apapun dari gemerlapnya dunia.
Hari ini (di Tahun 2022) masih kejayaan kalian. Tapi Hari Pembalasan menanti kalian. Wahai orang-orang yang sudah tergoda oleh gemerlap dunia!
Tulisan ini adalah peringatan keras bagi orang-orang berilmu yang menyembunyikan ilmunya demi keberlimpahan materi dan kenikmatan duniawi yang sesaat. Dan menjual kebermanfaatannya hanya bagi orang-orang yang memiliki keberlimpahan materi, tidak bagi orang yang serba kekurangan.
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 22 September 2022.
Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never Die!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H