Maka dari itu tidaklah aneh jika manusia memiliki hasrat untuk menjadi Raja bahkan menjadi Tuhan sekalipun lho! Yah kita lihat sendiri deh zaman kerajaan dahulu yang terkisah Musa A.S. dan Fir'aun.
Kalau zaman sekarang manusia pada kebelet pengen jadi Penguasa. Yah beda dikit lah, Kalau Tuhan itu Penguasa Yang Maha Kuasa, kalau manusia itu punya potensi jadi Penguasa tanpa Maha.
Ini karena memang ego sang Ruh ingin menjadi Tuan atau Penguasa, merupakan sifat yang ada pada Ruh Manusia sendiri secara alami.
Tidak menutup kemungkinan manusia yang telah menjalankan misi luar biasa untuk keselamatan umat manusia (Jalan Mesianik), setelah kematiannya menjadi Konstelasi Baru di Alam Ruhani yang Kekal, dimana para pengikutnya yang taat dan jauh dari sifat kemunafikan, kelak menjadi penghuni konstelasi tersebut dan bersenang-senang bersama sang pemilik Konstelasi. Dengan kenikmatan sensual yang mewah, kehidupan yang membahagiakan, terlebih lagi kekal abadi, tanpa penderitaan dan kesengsaraan selama-lamanya.
Realitanya, manusia yang menjalani misi terbesar itu, bukan manusia sembarangan, melainkan sebuah karakter manusia yang digerakan langsung oleh Tuhan, ia adalah seorang Nabi dan Rasul bagi ajaran Abrahamik, sedangkan bagi Hinduisme atau Sanatana Dharma ia adalah Avatara yang merupakan Ekspansi perbanyakan Tuhan dan juga para Resi.
Para Old Soul (Jiwa yang berkelana di alam semesta material dengan waktu yang sangat lama dan terbebas dari ikatan karma saat dilahirkan di alam dunia) bisa berperan besar dalam misi Mesianik seorang yang dipilih Tuhan.
Makanya ngapain betah amat dengan kenikmatan sesaat alam dunia? Rugi bosque!
Sedikit Ulasan Tentang Semesta
Nah kalau tentang Semesta, Manhwa yang satu ini menjelaskan tentang Konstelasi.
Konstelasi, atau rasi bintang, yah... yang kita bicarakan pada topik ini.
Apakah kepribadian dan amalan perbuatan kita membuat para konstelasi tertarik dengan kita?
Kalau konstelasi tertarik dengan kita, tidak menutup kemungkinan, kita mendapatkan pengetahuan luar biasa dari konstelasi tersebut melalui transmisi mental.