Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Makna: Dikelabui Pikiran, Dibutakan Hati Beku dan Keras

6 September 2022   15:30 Diperbarui: 6 September 2022   15:33 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Au ah gelap! (Sumber: Freepik)

Selamat membaca sahabat Kompasianer dan Readers Terhormat!


Dikelabui Pikiran...
Dibutakan...
Hati yang beku dan keras...

Inilah orang-orang...
Paling merugi di akhirat...
Bahkan di dunia...
Tak seorangpun mau menolongnya...

Golongan manusia demikian...
Selalu meyakini apa...
Yang mereka pikirkan...
Padahal yang mereka pikirkan...
Berasal dari tipu daya setan...
Yang mengelabui dirinya...
Disebabkan dirinya...
Penuh dusta...
Dan diselimuti sifat...
Kepengecutan...

Golongan manusia demikian...
Hatinya mengeras...
Karena setiap pengalaman hidupnya...
Tidak dijadikan pembelajaran...
Melainkan mereka kutuk penuh laknat...
Berkata hidup penuh ketidakadilan...
Padahal mereka sendirilah...
Yang berbuat penuh ketidakadilan...
Kepada sesama hidupnya...
Dan menghakimi sesamanya...
Dengan rasionalitas akal terbatas...
Tanpa mau memahami perasaan...
Seorang yang dihakiminya...

Hati yang mengeras...
Tidak mampu merasakan...
Manfaat dari kebenaran...
Kerugian dari kesalahan...
Akibatnya...
Tak bisa membedakan...
Mana yang salah...
Mana yang benar...
Mana yang menyelamatkan...
Mana yang merugikan...
Untuk kehidupannya...
Hingga akhirat kelak...

Akibat perbuatan mereka...
Mereka dibutakan...
Oleh kepalsuan...
Yang menjerat mereka...
Dalam penyesalan...
Namun masih menyalahkan...
Seorang yang hendak...
Menyelamatkannya...
Yang sudah memberikan...
Peringatan pada mereka...
Sungguh kepribadian...
Yang dimurkai Tuhan...
Dan semesta alam...
Juga seisinya...

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 6 September 2022.

Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never die.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun