Selamat Pagi sahabat kompasianer dan readers~ Kembali saya berpuisi. Hehey~
Selamat menikmati!
Ketakutan Terbesar...
Pada Sang Pencerah...
Pandai memberikan pencerahan...
Kepada seluruh kehidupan...
Namun hati dirinya...
Penuh kegelapan...
Yang menyiksa bathinnya...
Kenapa pandai berkata-kata?
Untuk orang banyak?
Kalau dirinya sesungguhnya...
Yang amat membutuhkan...
Apa yang telah dikatakannya?
Haruskah Sang Pencerah?
Termakan ucapnya?
Karena kenyataannya...
Sang Pencerah terjebak dalam...
Kegelapan menyengsarakan?
Apakah yang mesti sang Pencerah lakukan?
Agar ia tidak dihakimi oleh apa...
Yang ia katakan?
Maka laksanakanlah...
Apa yang telah terpikirkan...
Dan terangkai menjadi kata...
Jika memang...
Sarat kebenaran...
Sampai dirasakan...
Kebermanfaatannya...
Oleh dirinya hingga memakna...
Karena sejatinya tindakan...
Terlahir dari kata-kata...
Yang Telah Terpikirkan...
Jangan seperti Ksatria...
Yang Pandai berkata-kata...
Namun ia tidak mau melaksanakan...
Apa yang telah terikrarkan...
Untuk membela...
Kebenaran...
Dan membela...
Yang lemah...
Maka ia telah...
Menipu dirinya...
Secara sadar...
Dan menjadi pembenaran...
Yang membuatnya rugi besar...
Lagi celaka...
Sebuah dosa...
Yang amat...
Dibenci Tuhan...
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 27 Agustus 2022.
Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never die!