puisi makna kembali ah~ Selamat Malam Sahabat Kompasianer dan Reader~ Ingin membuat
Kutatap seluruh manusia dengan kasih...
Tanpa membedakan apa yang di yakini terkasih...
Tanpa memandang apa status kedudukan terkasih...
Hanya kesadaran beliau yang membedakan pandangan diri...
Kesadaran hukum yang terpatri...
Kesadaran kemanusiaan yang terbhakti...
Kesadaran berketuhanan yang ditaati...
Semakin luhur kesadaran beliau, semakin tunduklah hati ini...
Namun ada yang paling kubenci...
Bukan Makhluk Tuhan yang kubenci...
Namun Pemikiran yang Tuhan benci...
Ucapnya yang Tuhan benci...
Tindakan yang Tuhan benci...
Kebiasaan yang Tuhan benci...
Karakter yang Tuhan benci...
Selama ada pada diri beliau yang kukasihi...
Izinkan aku mengingatkan beliau kembali...
Hati-hati tentang yang ada pada diri...
Walaupun demikian aku sangat idealis...
Tapi akupun rasa penuh cela diri ini...
Tugasku hanya menyadarkan yang terkasih...
Agar tak terjerembab pada hal yang paling dibenci...
Hingga ia mengutuk dan membenci diri sendiri...
Pada hari akhir yang tersurat dan terjadi...
Suatu saat nanti...
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 11 Agustus 2022.
Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never Die!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H