Selamat pagi sahabat Kompasianer dan Readers~ Part kali ini tentang Instinct ya.
Instinct meliputi Kecerdasan Naluri dan Daya Survive.
Ilmu ini bisa diakses di website stifin.com.
Ada Orientasi yang menonjol pada kepribadian Instinct diantaranya:
- Seorang Instinct selalu identik dengan Bahagia. Seorang Instinct pada umumnya berjiwa altruis dan penolong.
- Oleh karenanya seorang Instinct mesti tetap terjaga kebahagiaannya dengan menghilangkan segala tekanan hidup dengan bimbingan dari dekat. Memberikan peran berharga agar dirinya bermanfaat bagi banyak orang adalah cita-citanya. Maka kedua orang tua dan guru bisa menggunakan keunggulan ini untuk mendobrak semangat belajarnya.
- Seorang Instinct berfokus pada Pertumbuhan (Growth). Oleh karenanya seorang Instinct memiliki kelebihan mata ke-3 pada dirinya, untuk memprediksi masa depan, dan juga karena kelebihan ini ia mampu berkontribusi sebaik mungkin dalam perjuangannya.
- Ada mutiara luar biasa pada diri seorang Instinct yaitu serba bisa dalam segala potensi akademis, ditunjang dengan konstitusi fisik yang stenis.
Kedua orang tua bisa mengarahkan potensi anaknya (dengan dominasi kecerdasan Instinct) untuk disekolahkan yang fokus pada bidang:
- Musik.
- Performance/Jasa.
- Kuliner.
- Agama dan Spiritual.
- Budaya (Berkaitan dengan Amal/Charity)
Atau sahabat bisa mengamati potensi akademik seorang Instinct (Khusus tak ada introvert dan ekstrovert dengan sebutan In) di gambar dibawah, berdasarkan penelitian pegiat STIFIn.
Yang mesti diwaspadai dari Seorang Instinct:
- Galak dan Temperamental.
- Peragu tidak punya prinsip.
- Tanggung dan tidak tuntas.
- Seringkali naif.
Seorang Instinct dapat menggapai tangga pencerahan spiritualitasnya melalui semangat pengabdian pada optimalisasi keunggulannya. Yaitu salah satunya dengan melibatkan diri dengan lembaga amal, berkontemplasi untuk kontribusi kedepannya kepada orang banyak, rela berkorban untuk kebermanfaatan hidup secara konsisten.
Semoga bermanfaat!
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 9 Agustus 2022.