Selamat pagi sahabat Kompasianer dan Readers~ Kali ini saya akan membahas fokus pada kecerdasan Thinking dengan gaya bahasa analisis saya.
Thinking meliputi Kecerdasan Kognitif dan Analisis.
Sahabat bisa melihat pengetahuan STIFIn berdasarkan versi penemu dan pegiat ilmu ini di website stifin.com.
Ada 3 Orientasi yang menonjol pada kepribadian Thinking diantartanya:
- Seorang Thinking selalu identik dengan Tahta. Kedudukan, Posisi dan Jabatan menjadi landasan motivasi untuk berkehidupan. Kedua orang tua yang memiliki anak dengan potensi kecerdasan ini dapat memberikan motivasi terbesarnya dengan apresiasi dan pengakuan yang diberikan untuknya, bahkan dalam dunia kerja apresiasi pengakuan bisa diberikan oleh seorang yang dihormatinya untuk mendorong semangat dan moralnya.
- Seorang Thinking memiliki kekuatan tulang (pada tubuhnya) yang lebih prima dan kokoh dibanding kepribadian lainnya. Dengan kekuatan ini kemampuan efektifitas kerja dan multitasking suatu pekerjaan bisa ia geluti dengan maksimal.
- Seorang Thinking berfokus pada kepastian dan otoritas, oleh karena itu bidang yang berpotensi dikuasai adalah pelajaran yang bersangkutan dengan manajemen juga berkaitan dengan fungsi Controlling.
Kedua orang tua bisa mengarahkan potensi anaknya (dengan dominasi kecerdasan thinking) untuk disekolahkan yang fokus pada bidang:
- Ristek (untuk introvert)
- IT (untuk introvert)
- Pertambangan (untuk introvert)
- Konstruksi (untuk introvert)
- Kesehatan (untuk introvert)
- Garmen untuk introvert)
- Manajemen (untuk extrovert)
- Kepemerintahan (untuk extrovert)
- Manufacturing (untuk extrovert)
- Properti (untuk extrovert)
- Peternakan (untuk extrovert)
Atau sahabat bisa mengamati potensi akademik seorang Thinking (baik introvert/Ti dan extrovert/Te) di gambar dibawah, berdasarkan penelitian pegiat STIFIn.
Yang mesti diwaspadai dari Seorang Thinking:
- Mudah terprovokasi.
- Takut keluar dari zona nyaman, untuk memperjuangkan hal-hal yang sebenanya esensial.
- Seringkali terjebak pada hal-hal sepele.
- Cenderung agresif namun ada kecenderungan ingin selalu diladeni.
- Kurang pandai membaca aspirasi.
- Kurang suka dengan kebenaran nasihat orang lain.
Seorang thinking dapat menggapai tangga pencerahan spiritualitasnya melalui semangat pengabdian pada optimalisasi keunggulannya. Yaitu salah satunya dengan berfokus dari perjuangan di laboratorium untuk penemuan/riset yang sarat kebermanfaatan hidup.
Demikian paparan singkat yang saya sajikan. Nantikan part berikutnya yah~