Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Optimalisasi Kecerdasan Berdasar Konsep STIFIn (3) - Thinking

5 Agustus 2022   10:00 Diperbarui: 6 Agustus 2022   10:55 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsep STIFIn (Sumber: stifinjakarta.com)

Selamat pagi sahabat Kompasianer dan Readers~ Kali ini saya akan membahas fokus pada kecerdasan Thinking dengan gaya bahasa analisis saya.

Thinking meliputi Kecerdasan Kognitif dan Analisis.

Sahabat bisa melihat pengetahuan STIFIn berdasarkan versi penemu dan pegiat ilmu ini di website stifin.com.

Ada 3 Orientasi yang menonjol pada kepribadian Thinking diantartanya:

  • Seorang Thinking selalu identik dengan Tahta. Kedudukan, Posisi dan Jabatan menjadi landasan motivasi untuk berkehidupan. Kedua orang tua yang memiliki anak dengan potensi kecerdasan ini dapat memberikan motivasi terbesarnya dengan apresiasi dan pengakuan yang diberikan untuknya, bahkan dalam dunia kerja apresiasi pengakuan bisa diberikan oleh seorang yang dihormatinya untuk mendorong semangat dan moralnya.
  • Seorang Thinking memiliki kekuatan tulang (pada tubuhnya) yang lebih prima dan kokoh dibanding kepribadian lainnya. Dengan kekuatan ini kemampuan efektifitas kerja dan multitasking suatu pekerjaan bisa ia geluti dengan maksimal.
  • Seorang Thinking berfokus pada kepastian dan otoritas, oleh karena itu bidang yang berpotensi dikuasai adalah pelajaran yang bersangkutan dengan manajemen juga berkaitan dengan fungsi Controlling.

Kedua orang tua bisa mengarahkan potensi anaknya (dengan dominasi kecerdasan thinking) untuk disekolahkan yang fokus pada bidang:

  • Ristek (untuk introvert)
  • IT (untuk introvert)
  • Pertambangan (untuk introvert) 
  • Konstruksi (untuk introvert) 
  • Kesehatan (untuk introvert)
  • Garmen untuk introvert)
  • Manajemen (untuk extrovert)
  • Kepemerintahan (untuk extrovert)
  • Manufacturing (untuk extrovert)
  • Properti (untuk extrovert)
  • Peternakan (untuk extrovert)

Atau sahabat bisa mengamati potensi akademik seorang Thinking (baik introvert/Ti dan extrovert/Te) di gambar dibawah, berdasarkan penelitian pegiat STIFIn.

Potensi Akademik (Dokumen hasil test STIFin Pribadi)
Potensi Akademik (Dokumen hasil test STIFin Pribadi)

Yang mesti diwaspadai dari Seorang Thinking:

  • Mudah terprovokasi.
  • Takut keluar dari zona nyaman, untuk memperjuangkan hal-hal yang sebenanya esensial.
  • Seringkali terjebak pada hal-hal sepele.
  • Cenderung agresif namun ada kecenderungan ingin selalu diladeni.
  • Kurang pandai membaca aspirasi.
  • Kurang suka dengan kebenaran nasihat orang lain.

Seorang thinking dapat menggapai tangga pencerahan spiritualitasnya melalui semangat pengabdian pada optimalisasi keunggulannya. Yaitu salah satunya dengan berfokus dari perjuangan di laboratorium untuk penemuan/riset yang sarat kebermanfaatan hidup.

Demikian paparan singkat yang saya sajikan. Nantikan part berikutnya yah~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun