Selamat berjumpa kembali sahabat Kompasianer dan Readers~ Kita ketemu lagi dech heheheheh~
Izinkan saya membuat puisi.
Apakah perlu sebuah tissue untuk menemani hidung anda? Boleh-boleh saja dipersiapkan!
Mode Puisi: Puisi Makna
Judul Puisi: Pesan Cinta dari Diriku di Masa Depan
***
Wahai diriku di masa kini!
Kau tengah berjuang untukku di masa depanmu jua...
Tahukah engkau apa citamu yang membuatku demikian?
Kini aku tengah menikmati buah perjuanganmu dalam kedamaian.
Aku melihatmu kini sedang letih...
Tetes air mata membuatmu semakin kuat dan tegar...
Aku menerimamu di masa lampau dengan senyuman...
Kita telah melewati masa-masa sulit itu kawan!
Janganlah menyerah dengan segala rintang menghadang!
Aku kan sampaikan pesan cinta untukmu yang tabah.
Siapkan pena, dengarkanlah pesan cintaku sahabat!
***
Diriku kemudian mengambil pena dan kertas. Merefleksikan masa lampau, menikmati masa kini, dan memandang masa depan penuh semangat.
Ada pesan yang disampaikan dari Diriku di masa depan yang telah berpulang kepangkuan Yang Maha Kuasa dengan penuh kedamaian. Berikutlah pesannya:
...
Silahkan tuliskan apa pesan cinta dari diri kita di masa depan, dan bacakanlah!
Sebagai wawasan: Jika pesan cinta itu sangat panjang berarti itulah yang saat ini kita butuhkan. Namun jika pesan cinta itu singkat atau hanya beberapa kata, maka itu menunjukkan kita sangat dekat dan sudah mengenali diri yang sejati.
Jika Sahabat Kompasianer berkenan, boleh share apa isi surat cinta dari diri di masa depan di kolom komentar. Untuk kita simak dech~ Biar makin seru gitu~ Eheheh!
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 13 Juli 2022.
Indrian Safka Fauzi untuk Kompasiana.
For our spirit... Never Die!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H