Salam berjumpa kembali sahabat kompasianer dan Readers! Senang bisa menyapa sahabat di hari yang cerah ini. Hehehehe~
Kali ini saya membahas sebuah tema yang sedang hangat di perbincangkan sahabat Kompasianer yaitu tentang memberi hadiah.
Memberi hadiah itu sejatinya memuliakan seseorang melalui pemberian kita secara tulus tanpa mengikat seorang yang diberi oleh kita dengan kepentingan kita.
Lah, memang ada memberi tapi ada kepentingan di baliknya?
Ada sahabat, itu tidak ikhlas... alias ada udang di balik bakwan.
Sebagai catatan... Kepentingan yang dimaksud tulisan singkat ini, adalah kepentingan yang bersifat negatif yaitu mengeksploitasi seseorang yang mengikat terus menerus sampai tidak tersisa manfaat dari diri kita... dengan pancingan berupa pemberian dari seorang yang memiliki niatan tersebut.
Apakah ini sebuah kejahatan? Masing-masing memiliki penilaiannya tersendiri deh hehehehe~
Kita perlu menekankan prinsip memberi karena niatnya memberi. Bukan memberi karena niatnya ingin diberi.
Ini mau ngasih hadiah, atau memberikan kail pancingan dengan umpan agar menang banyak dari pemberian yang jumlahnya sedikit gitu ya sahabat? Emang ini lagi mancing ikan gitu? Ah ga asyik kalau kaya gitu deh.
Kemurnian hati dalam memberi hadiah pada seseorang pasti akan memberikan kebahagiaan. Lantas apa pantas kita merenggut kebahagiaan seseorang dengan kepentingan-kepentingan di balik pemberian kita?
Ingatlah lagu Kasih Ibu. Hanya memberi... tak harap kembali~ Bagai sang surya... menyinari dunia~