Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sang Pemimpin Umat Manusia: Memimpin Dengan Hati yang Baik dan Suci

12 Juni 2022   04:00 Diperbarui: 12 Juni 2022   05:08 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memimpin dunia tentu menggunakan potensi hati. Dengan Hati yang baik dan Suci. Konsep memerintah sebuah negeri juga harus dilandasi dengan hati yang demikian. Seperti konsep Good Governance and Clean Governance yang dianut oleh Dunia Administrasi Negara, di Kampus tercinta tempat saya kuliah dahulu STIA (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi) Cimahi.

Dalam Ilmu Mesin Kecerdasan STIFIn, Pribadi dengan dominasi sifat Feeling memiliki potensi besar untuk Memimpin suatu bangsa. Tentu kita mendambakan pemimpin bangsa yang paripurna kebaikan dan kesucian hatinya bukan? Mengabdi pada bangsa dan negeri penuh kebaikan dan kebenaran sejati.

Artinya Seorang Pemimpin sejati itu adalah seorang yang etis dan bermoral. Yang pantang merugikan rakyatnya. Pemimpin sejati memimpin bangsa dalam masa-masa sulit guna menyelamatkan Rakyatnya dari segala tantangan "Neraka" menerpa. Mau tahu apa kisah mengharukan para Pemimpin Bangsa Kita? Saya ambil kisah utama 4 Pemimpin yang telah wafat meninggalkan kita semua penuh kedamaian:

1. The First - The Power of Leader. 

Siapa yang tidak mengetahui jika Bung Karno, yang membawakan kita pada pintu gerbang kemerdekaan. Membawa Bangsa Indonesia dalam keselamatan ditengah disintegrasi bangsa yang berkecamuk seperti Belanda yang ingin kembali menjajah bangsa, dan Anak-anak bangsa yang ingin merubah prinsip haluan negera dengan pemberontakan dalam Negeri. Rela kembali dalam keadaan terpenjara menjadi tahanan politik, demi keutuhan negeri yang ia cinta.

2. The Second - The Power of Knight.

Bung Harto, seorang ksatria tangguh yang membebaskan kita dari jeratan ideologi yang berbahaya dalam kemiliteran. Tidak membiarkan paham komunis saat itu membawa petaka pada keutuhan bangsa. Namun rela kesandung kesampar di masa akhir jabatannya, demi keutuhan negeri yang ia cinta.

3. The Third - The Power of Technocracy.

Bung Habibie, seorang teknokrat cerdas yang membebaskan bangsa dari jeratan Krisis menerpa di tahun 1998, melalui kepiawaiannya, bangsa Indonesia selamat dari kengerian krisis moneter. Namun di akhir jabatannya, Disintegrasi kembali menerpa seperti lepasnya Timor Timur, dan beliau Rela mengakhiri jabatannya dengan penuh kritikan tajam dalam kehinaan. Namun setelah beliau wafat, beliau panen pujian, doa luhur dan ungkapan kemuliaan.

4. The Fourth - The Power of Saint.

Gus Dur, sang Guru Kehidupan yang religius dan dinilai cukup ketajaman pandangan spiritual/bathinnya. Beliau mampu mengantarkan bangsa penuh keselamatan dengan paham toleransi dan pluralisme. Dimana Bangsa yang di penuhi perpecahan dan konflik identitas keagamaan, menjadi penuh cinta akan perbedaan yang indah. Namun di akhir jabatannya, beliau rela terfitnahi oleh "kawan lama-nya" sendiri. Beliau rela mundur dari pada harus menyebabkan sesama anak bangsa saling menumpahkan darah dengan kalimat bijaksana, "Tidak ada jabatan yang perlu dipertahankan mati-matian."

Itulah para pahlawan bangsa yang merelakan hidupnya memimpin dimasa-masa sulit guna memberikan keselamatan bangsa. Memangnya jadi pemimpin itu enak? 

Jadi Pemimpin harus kuat "Tirakat-nya". Seperti yang diungkapkan Bung Karno kepada Bung Harto: "Tirakatlah! Suatu saat engkau akan menjadi Pemimpin Bangsa!"

Dan sayapun kini sedang melakukan berbagai Tirakat. Demi cita luhur menjadi pemimpin masa depan bangsa menyelamatkan dan mengantarkan bangsa menuju era keemasan yang penuh keseimbangan dunia material dan spiritual, yang semula dipenuhi oleh krisis identitas akibat politik identitas yang menyebabkan disintegrasi bangsa dan membuat bangsa bertarung dengan bangsanya sendiri. Menjadi penuh perdamaian, cinta yang kekal, kesadaran yang luhur, kehebatan dan kebahagiaan.

Apakah masa depan nanti saya akan memimpin bangsa? Jalan satu-satunya bagi seorang yang bertekad menjadi pemimpin bangsa di masa-masa sulit adalah dengan selalu mengasah ketajaman Hati, selalu berempati dan meluaskan wawasan agar dapat memahami setiap perasaan Rakyat yang terkasih. Sebuah cinta yang tak memandang perbedaan yang ada. Terkecuali bagi orang-orang dzalim yang mendambakan kehancuran negeri. Suatu saat para Dzalimin akan merasakan kengerian yang ditimbulkan oleh perbuatannya sendiri kepada bangsa dan negeri tercinta ini.

The Real Leaders bring Salvation to all human kin.

Semoga menginspirasi!

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 12 Juni 2022.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun