Mohon tunggu...
Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Praktisi Kesadaran Berketuhanan, Kritikus Fenomena Publik dan Pelayanan Publik. Sang pembelajar dan pemerhati abadi. The Next Leader of Generation.

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyebab Permasalahan Hidup Hadir, Berdamailah dengan 5 Golongan Makhluk Hidup Ini

24 Mei 2022   08:00 Diperbarui: 24 Mei 2022   08:04 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah selalu hadir silih bergantian. Dari yang ruwet sampainya remeh. Dari yang besar hingga yang kecil. Namun memang semua itu membuat kita menjadi berfikir. Namun sayang tak berfikir kritis mendalam. Apa sebenarnya sebab akibat paling mendasar masalah tersebut?

Tulisan saya memberikan pencerahan tentang mengapa kita terjebak sebab akibat masalah itu selalu hadir. Tentunya dengan pendekatan pengetahuan Veda. Akan 5 Golongan Makhluk hidup yang mesti kita berdamai dengannya dan berbuat penuh kebaikan dan menaruh rasa hormat padanya.

5 Golongan Makhluk itu antara lain:

  1. Sapi
  2. Brahmana/Orang Bijak
  3. Wanita
  4. Anak-anak
  5. Lansia

Sapi merupakan makhluk yang dipenuhi sifat Sattvam/Kebaikan berdasarkan pengetahuan Veda. Berlaku brutal dan sadis dengan memakan dagingnya, sama dengan mengundang amarah Para Dewa jika dalam sudut pandang pemeluk ajaran Veda (Sanatana Dharma) dan jika dalam sudut pandang Ajaran Abrahamik dapat mengundang kemarahan para malaikat. 

Sebagimana penjelasan lengkapnya dalam tulisan berikut baca: Mengapa Sapi dilarang dibunuh dan dimakan dagingnya menurut pengetahuan Veda? 

Semakin sering frekuensi memakan daging sapi, semakin sering kita berhadapan dengan masalah, dan masalah tersebut biasanya berantai dan menimbulkan permasalahan baru lainnya. 

Hingga akhirnya kita depresi. Karena kita terjebak dalam lingkaran hukum karma yang menyengsarakan kita akibat sifat abai dan ketidaktahuan kita. Bahkan kita tidak mau menghargai kebaikan makhluk hidup selain manusia, dan tidak mau mengambil pelajaran berharga dari Makhluk hidup Sapi atas jasanya terhadap umat manusia.

Di masa kuno, sebelum zaman modern, leluhur kita sangat bergantung pada sapi. Dan sapi meraih kehormatan hidup atas jasa-jasanya di masa lampau. Al-Quran sendiri mengabadikannya sebagai judul surah Al-Quran yakni surah Al-Baqarah yang berarti Sapi Betina, karena banyak memberikan hikmah pelajaran berharga bagi kehidupan.

Siapapun yang melahirkan, menyusui kita, merawat kita, adalah yang meraih posisi tertinggi dalam kehidupan yakni Ibu. Dengan air susunya maka Sapi termasuk salah satu Ibu yang membesarkan kita dan berkontribusi dalam kemajuan karakter indah nan mulia melalui manfaat luar biasa dari konsumsi air susunya. 

Apabila salah satu Ibu persusuan kita bunuh, dan dimakan dagingnya, maka jangan heran, seakan-akan alam semesta raya seperti memberikan konsekuensi atas sifat abai kita, dengan timbulnya degradasi moralitas masyarakat berupa aksi kriminalitas yang merajalela, hingga bencana alam, perubahan iklim, dan masalah kehidupan lainnya.

Brahmana/Orang Bijak merupakan golongan manusia yang dipenuhi sifat Sattvam/Kebaikan berdasarkan pengetahuan Veda. Pemuka Agama belum tentu orang bijak, selama ia masih menggunakan akal-akalannya saja untuk meraih umat, namun tidak menggunakan hati nuraninya untuk mengajak kepada kebaikan dan memberikan pencerahan ruhani, maka pemuka agama tersebut dari semua kalangan beragama (Baik Sanatana Dharma maupun Ajaran Abrahamik), tidak berkualifikasi disebut Brahmana/Orang Bijak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun